popup

Diberdayakan oleh Blogger.

Fantasi Liar Seorang Suami

Aku adalah suami yang punya kreativitas sex yang berlebihan, sering aku membayangkan istriku bercinta dengan banyak lelaki bersamaan dan aku menontonnya. Terkadang aku suka memancing mancing istriku, bagaimana kalau direalisasikan… Dia langsung cemberut dan marah marah….
Karena aku sering bicara tentang itu, lama lama dia merasa biasa saja bahkan menimpali dengan ide ide yang nggak kalah gilanya. Tapi aku tahu dia cuma iseng saja. Pernah pada saat kami cerita yang horny horny, dia usul kalo cowoknya dia yang pilih.” aku mau pa, tapi cowoknya aku yang pilih lho….pertama dia harus bersih dan aku nggak mau intercourse !” Padahal aku lebih suka kalo dia dilayani dengan pria berbatang besar. Lebih menggairahkan menurutku.
Karena aku sering bicara tentang sex keroyokan, dia nggak keberatan kalau aku pakai dildo macam macam untuk melayani dia. Dimulai dari dildo seukuran batangku sampai dildo raksasa. Dan sudah dapat diduga dia nggak bisa menikmati dildo yang besar. Apa memang wanita tidak suka batang besar ya…padahal . aku sangat bergairah kalo bercinta model begini. Dia juga mulai dapat menikmati dildo dildo tsb kecuali yang besar tadi, baru mau masuk, dia sudah protes, favoritnya adalah dildo imut yang bisa mebuat dia multiorgasme.
Akhirnya ML keroyokan ini terlaksana ketika dia ulang tahun. Aku menawarkan hadiah apa yang dia inginkan…Dia ingin coba dildo getar model lain…hmhmhm aku pikir ini kesempatan untuk nawarin pelayanan keroyokan tersebut. Aku bilang : “Ma ngomong ngomong, daripada kamu bingung cari dildo baru, kita cari aja dildo hidup….lebih enak…”
“Maksudnya apa sih pa?” istriku heran…
“Ya kita coba aja cari cowok yang bisa nyenengin kamu, model batangnya bisa kita cari yang macem macem …toh intinya sama dengan dildo yang kamu punya….” Kataku santai..
“Hmm mulai deh papa…nawarin yang aneh….kalo aku mau nanti awas kalo bingung sendiri…nggak boleh protes! katanya sengit..
“Lho nggak papa kok ma, kan nggak ada intercourse, dan lagi ini untuk memuaskan kamu, kita cari cowok yang bersih , yang ganteng deh….
Istriku tampak berpikir lama dan kali ini menjawab dengan suara yang bergetar. Tapi apa kamu nggak cemburu pa….Terus nggak papa aku diciumin cowok lain? .
Aku jawab : kalau dicium di bibir tentu aku keberatan dong, intercourse juga aku saja yang boleh, tugas mereka cuma foreplay saja….yang penting kamu merasa nikmat dan nyaman….”
“hmm, tapi aku takut kalo ketagihan , dan aku nggak mau dikasarin…dan… bagaimana papa yakin kalo nggak ada intercourse hayo…Kalo ternyata aku terangsang terus cowok itu juga , gimana jaganya supaya nggak intercourse…” Ujar istriku.
“Hmmm..bener juga ya…” Kataku pura pura bego. “Lah kamu sendiri kalo ada intercourse sama mereka mau nggak …? Kalo aku sih nggak keberatan sih selama mereka pake kondom, trus mainnya gak kasar dan yang terpenting kamunya mau dan bisa menikmati…” Kataku perlahan sambil melihat perubahan roman mukanya yang terkejut.
“nggg…nggg….tapi sebenarnya kan rasanya sama kan pa…? Tanyanya. “Tergantung… kalo ukuran berbeda ya tentu tidak sama, dan yang terpenting sensasinya…ML dengan satu batang dengan dua batang tentu berbeda, kamunya bisa nikmati nggak?”Ganti aku bertanya.
“hmmm…jadi aku nanti ML sama papa terus sama orang itu?dua orang?kalo tiga orang rasanya juga beda lagi? ..Bener papa nggak keberatan?Tanyanya ragu.
“Nggak papa ma…aku malah terangsang kalo kamu ML dengan mereka…” Kataku dengan semangat.
“OK…”Suaranya tertahan sesaat seperti berpikir” Dan kalo kamu memang nggak keberatan…aku nggak mau kalo cuma satu orang ..nanggung….sekalian aja yang banyak…biar sekalian lain daripada yang lain…” bisiknya lirih.. Aku menjawab dengan semangat tinggi : Nggak papa ma…ketagihan pun nggak papa kok…. bagaimana …? aku carikan ya sayang…”
“Tapi pa…aku kan nggak mudah terangsang…dan lagi ..aduhhh aneh rasanya ML dengan orang lain…” katanya ragu ragu.
Sayang aku hanya dapat 2 gigolo, dan kuberi mereka pengarahan bagaimana nanti memuaskan istriku. Sengaja aku pilih ukuran batangnya berbeda beda., si Rudi yang katanya berbatang raksasa, sangat bangga dengan ukurannya. Jaminannya tidak ada wanita tidak puas dengan ukuran batangnya. Rata rata awalnya mereka takut, tetapi begitu masuk, mereka semua menjadi ganas…whhooo boleh juga sesumbarnya.
Kami menyewa villa, dengan makan malam yang romantis, sengaja Rudi dan Andy aku undang untuk datang belakangan., mereka datang dengan memakai jas rapi dan tampak bersih dan rapi. Aku tunjukkan kepada istriku bahwa mereka nanti akan melayani dirinya. Istriku rupanya grogi dan tampak tidak nyaman. “mmmm pa..gimana kalo kita batalkan saja acaranya…” bisiknya dengan suara gemetar. “Santai aja ma… ingat mereka akan melayani kamu dengan sebaik baiknya, mereka tidak akan memaksa, bahkan bersedia melakukan apa yang kamu perintahkan….dan mereka cakep cakep lho ma…”
“Iya sih memang cakep…tapi.. aduh gemeter nehh…” Katanya dengan takut takut…
Kamar tidur sudah aku siapkan dengan tempat tidur ukuran terbesar, tidak standar karena tempat tidur ini memang digunakan untuk hal hal khusus seperti ini. Rudi aku mintu menunggu diluar dan aku perintahkan Andy untuk masuk terlebih dahulu.. Andy memiliki tubuh paling atletis. Dengan sengaja dia membuka bajunya dengan tetap memakai CD yang sexy. Batangnya sih nggak terlalu besar, memang tugas dia hanya menjilat kaki , tangan dan punggung saja.
Akupun mulai menanggalkan bajuku…dengan perlahan aku buka gaun sexy istriku, meloloskannya jatuh ke lantai. “Pa…aku malu..badanku nggak bagus lagi….” bisiknya. “Jangan begitu ma, dimataku kamu adalah wanita paling sexy, dan kamu tahu apa kata mereka ketika melihat .....fotomu…Wow..istri om masih cantik sekali…
Jadi?jangan ragu sayang….” bisikku juga sambil mulai mencium leher dan bibirnya. Aku tuntun dia menuju tempat tidur. Sementara Andi tersenyum mulai mendekati istriku dari belakang dengan mencium punggung dan pinggangnya, sedang aku mulai menjilat lembut puting susunya yang bergetar.
Badan istriku yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, yang paling menggairahkan adalah putingnya yang merah muda… dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka dengan jelas.
Kemudian kutarik istriku berdiri, dengan Andi tetap di belakangnya, kedua tangan Andi mulai menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah istriku, yang dengan matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenikmatan yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka, menunjukan dirinya menikmati benar permainan dari Andi terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari Andi berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Andi meremas-remas puting susunya, terlihat seluruh badan istriku yang bersandar lemas pada badan Andi, bergetar dengan hebat. Aku tahu dia gemetar karena perasaannya masih belum bisa menerima, tetapi juga ada perasaan ingin..
Rudi aku minta segera masuk, dengan hanya memakai celana dalam saja. Rudi memiliki batang paling besar, aku sendiri belum melihatnya. Aku hanya minta dia bersiap siap saja andaikata istriku minta coitus. Dan Aku tekankan kepadanya untuk memakai kondom, jangan sekali kali menyentuh istriku tanpa kondom..
Aku rebahkan istriku ke tempat tidur lagi, tetapi kali ini agak diujung agar Rudi mudah menciumi bibir bawahnya. Sementara aku masih menciumi lembut bibir istriku, dan Andi masih merangsang istriku dengan mengigit gigit ujung payudaranya. Tampaknya istriku risih ketika Andi menjilat ujung putingnya yang merah muda itu tapi dia membiarkannya, mungkin dia merasakan sensasi yang hebat.”ah papa…geli …sshh… aaahh geli…malu pa..” Tenang sayang…enakkan….Tampaknya dia menikmati sekali ketika putingnya digigit dan dijilati dua laki laki.
Istriku kini telentang di tempat tidur dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi tempat tidur, sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran jilatan Rudi.

Bersetubuh dengan kakak pacarku

Nama aku Teddy, umur 22 tahun, tinggi 175 cm, panjang penisku 17cm. Aku ingin menceritakan kejadian yang mana kejadian ini saya melakukan hubungan sex yakni kepada kakak pacar saya yang bernama Desi 23 tahun, Bra 36, tinggi 170 Cm, dan berat badannya 60 Kg serta pacarku Dewi bernama memiliki umur 21 tahun, tinggi 168 Cm, berat 55 Kg dan ukuran Bra 34 C.
Kejadian yang saya alami tersebut terjadi pada hari minggu tgl 20 April 2003 yang lalu. Pada waktu itu saya berniat mendatangi rumah pacarku (mengapeli) sekalian minta jatah kepadanya dan juga karena pada malam minggunya saya ada acara bersama keluarga.Ketika saya sampai kerumah pacarku dibilangan Ps.Minggu rupanya pacarku sedang pulang kampung bersama ortu dan adik-adiknya ke palembang selama 16 hari karena kakeknya meninggal dunia dan yang ada dirumah hanya Desi (Kakak perempuannya).
Setelah saya tahu bahwasannya pacar saya tidak ada dirumah akhirnya saya minta izin kepada kakaknya. Namun kakaknya menganjurkan kepada saya agar au mampir dulu kerumah sebentar dan juga menemani dia main PS dirumah. Kebetulan waktu itu Psnya ada didalam kamar Desi. Ketika saya sedang asyik main saya melihat ada sebuah kotak bekas kotak sepatu, ketika saya buka saya kaget melihat isi didalamnya rupanya isi didalamnya terdapat alat bantu sex yang berbentu Penis serta beberapa VCD Porno keluaran VIVID USA. Kakak saya pada waktu itu tidak mengetahui bahwasannya saya membuka kotak mainannya dan ketika saya ambil isinya serta saya tanyakan kepadanya “Apa ini Kak?” Langsung saja saya melihat expresi mukanya yang langsung memerah. Terus dia Jawab “Mau tahu saja kamu anak kecil”. Kakak selama ini tidak ada pelampiasan yach selama Kak Budi (Pacarnya = Awak Kapal) ada dilaut.
“Achhhh bisa saja kamu” Jawabnya.,
“Kakak mau aku bantu gak” jawabku.,
Tanpa menunggu jawabannya langsung saja kusergap bibir seksinya itu sambilan aku memainkan payudaranya. Setelah itu pelan-pelan tanganku menjalar masuk kedalam bajunya, kuraba pelan perutnya sampai kedalam Bhnya serta aku masukkan telunjuk tanganku kedalam roknya sambil meraba permukaan Cdnya.
“Ted jangan Ted, aku ini kakaknya Dewi”
“Kak Desi, aku ingin sekali ML sama kakak, apakah kakak nggak mau ML sama aku,” tanyaku.
“Aku bukannya nggak mau, tetapi aku malu sama kamu”, jawabnya
“Buat apa kakak maulu dengan aku, dan juga dirumah ini gak ada orang lain yang tahu selain kita”, jawabku
Perlahan-lahan aku ajak dia menuju ranjangnya dan langsung saja kudekati dan kuremas payudaranya.
“Sabar dong…Buka dulu bajumu itu”
Kubuka seluruh bajuku, kupeluk dan kucium bibirnya.
“Wowww penismu besar sekali dan panjang lagi, lebih mantap dari punyanya Mas Budi.”
Tanganku meremas-remas payudaranya yang montok. “Isap doooong… Pintanya”.
Aku mulai menghisap . “Achhh…. terus…nikmat ted…oh, ayo….” Aku semakin bernafsu mendengar desahannya itu, sekitar 5 menit aku menikmati payudaranya.
Oh….sstt….jilat Vegiku ted… Pintanya sambil gemetaran. Bibirku langsung menjilati selangkangannya. Lidahku menjilati Vegi-nya yang super becek. Saat lubang kemaluan itu tersentuh ujung lidahku, aku agak kaget karena lubang Vegi-nya itu selain mengeluarkan aroma mawar rasanya pun agak manis- manis legit, beda dengan Vegi pacarku dan dan teman wanitaku yang pernah aku jilat, sehingga aku betah menikmatinya.
“ardgg…arghh…enak banget ted, gue jadi merinding rasanya dan kayaknya mau keluar5 lagi nich, gue suka banget nich, dan lidah elo enak bangeeeet ted”.
“Iya Kak, Teddy juga suka sekali rasanya, Vegi kakak manis banget rasanya”.
“Auuu….auuuu…ted…dddd”.
Terasa ujung lidahku disemprot oleh sedikit cairan bersamaan dengan pantatnya yang diangkat tinggi menempelkan semua Vegi- nya kemukaku. “Teddd…teddd…. Kakak keluar tedddd”. Bibir Vegi- nya yang sebelah kutarik perlahan dengan bibirku, sambil kugigit dengan lembut. Dia benar- benar menikmati. “Aduh-aduh enak banget teddd”. Lidahkupun mengaduk-aduk lubang Vegi-nya yang sudah basah sekali.
“Tedd ..sekarang teddd…” Segera aku naik keatas tubuhnya, dia juga sudah siap sekali dengan mengangkangkan lebar-lebar menunggu datangnya Teddy Junior. Perlahan-lahan kugesek- gesek adikku dibibir Vegi-nya, sengaja tidak langsung kumasuki lubang Vegi-nya, aku hanya menggesek-gesek. Dia bertambah nafsu, “Ted, ayo ted, masukin ted, kakak butuh ted, ayo ted”. Tangannya segera memegang batang juniorku dan segera dibimbingnya masuk kedalam lubang Vegi-nya.
“Au…ted, ujungnya gede banget ted” katanya ketika dia memegang ujung juniorku. “inikan yang enak kak, kadi kakak gak mau nich, ya sudah kalau gak mau gak usah dimasukkin”.
“Jangan ted, mau ted, mau ted… cuman takut saja sebab pacar kakak punyanya kecil dan pendek sekali”.
“Auchhh…auuuuu…” teriaknya ketika adikku mulai masuk kedalam memeknya, terasa seret sekali”. “Aduh…ted…sakit…enak… sakitt…en akkkkk”.
“Sakit apa enak kak?” “Tahulah ted, ada sakit sedikit dan enaknya bukan main rasanya, rasanya sampai keujung mulut rahimku ted”.
Pelan kuajun juniorku keluar masuk Vegi-nya, baru beberapa sodokan dia sudah menjerit, “Tedd…teddd…kakak keluar… teddd…auuuu…auuuu…”
“Yach, baru begitu saja sudah keluar” Jawabku,
Terasa sekali kepala adikku dihisap dan dipelintir oleh Vegi- nya yang enak sekali, terasa sekali otot vegi-nyamasih kencang, sambil kutusuk terus vegi-nya, aku tetap menghisap pentil susunya yang begitu indah. “Slrupp…slrupp..” Terdengar setiap aku menarik dan menekan Vegi-nya.
“Kak gantian kak, kakak diatas yach”
“Yach ted, tapi ajarin yach”.
Sekarang posisiku ada dibawah , dia segera naik keatas perutku dan dengan segera dipegang ...nya juniorku sambil diarahkan ke Vegi- nya. Kulihat Vegi-nya indah seklai dengan bulu-bulu pendek yang membuat rasa gatal dan enak waktu bergesekkan dengan Vegi- nya. “Auuuuu…enak banget kak Vegi kakak”.
“Sekarang gantian teddy yang kakak bikin enak yach” katanya sambil memutar pantatnya yang bahenol , rasanya batang juniorku mau patah ketika diputarnya juniorku di dalam Vegi-nya dg berputar makin lama makin cepat.
“Auuu…kak…enak bangettt kak….”
Akupun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya , segera kukemut dan kuhisap.
“Ted..ted…ini bisa bikin kakak keluar lagi nich ted…rasanya mentok sekali ted” memang dengan posisi ini terasa sekali ujung juniorku menyentuh peranakan nya.
“Ech..ech….” Suaranya setiap kali aku menyodok vegi-nya. “ted..ayo ted, kakak mau keluar lagi nich” “Tahan kak saya juga mau keluar nich”.
Segera kugenjot memeknya dengan cepat . Dia seperti keserupan setiap dia naik turun diatas juniorku yang jepit oleh Vegi-nya.
“Kak…saya mau keluar kak…” “Ayo ted kakak juga mau nich” “Auuuu….kakkkk”
“yach teddd…. Kakak juga mau keluar nich…..achhhh….achhhh”
Kupeluk erat dia sambil menyemprotkan semua maniku kedalam Vegi-nya.
“Ted…aduhhhh enak banget ted… teddy punya enak banget”
“Kamu punya juga enak kak, bodoh benar pacar kakak meninggalkan kakak demi pekerjaannya dilaut, belum tentu 1 tahun dia bisa pulang.”
Diapun segera rebah diatas badanku, kami berdua lemas, sambil tidur diatas badanku, kuelus terus dari kepala sampai kepantatnya dengan lembut.
“Makasih yach Ted, kakak sudah lama menahan nafsu”.
“Saya juga kak”.
“Janji yach tedd, kakak mau lagi kalau kamu memintanya kepada kakak”.
“Siiip dech kak, tapi hati-hati yach jaga rahasia kita berdua dari Dewi yach kak”.
“OK, Ted”.
Selama 16 hari tersebut kami bebas melakukan hubungan sex dengan kakak pacarku dirumahnya dan setelah itu kami melakukannya diwaktu senggang dan diluar/dihotel. Dan juga aku tidak lupa meminta jatah kepada pacarku setelah pulang dari palembang.

Ngentot Artis Idola



Gw merupakan sebuah staff sebuah hotel berbintang 4 di Bali, Sudah sepuluh tahun belakangan ini gw merantau di pulau Dewata ini, hanya dengan bermodalkan ijasah SMK ( sekolah menengah kejuruan) gw memberanikan diri mengadu nasib disini, bekerja di hotel tidaklah mengecewakan. Walaupun hanya sebagai office boy, menyaksikan tingkah laku berbagai macam tamu domestic dan international sudah menjadi hal biasa. But ciehh kata2 gw sudah mulai berenglish ria!hehehe tetapi malam itu agak berbeda dari malam malam sebelumnya! Ada tamu sangat special di hotel, Feny (nama palsu) merupakan artis idola gw sejak beberapa tahun belakangan ini. Feny sangat seksi tingginya sekitar 178 meter dengan bobot yang ideal, membuat Feny begitu seksi di layar kaca. gw kira malam itu gw mimpi melihat dengan mata kepala gw sendiri wanita idola gw ini!

Feny menginap dengan 2 sahabatnyanya di dua kamar kelas deluxe di lantai 4 hotel tempat saya bekerja. Namanya, Wulan (nama samaran juga) dan Dany. Wulan orangnya kecil mungil. Namun memiliki ukuran buah dada yang indah, tidak besar, tidak juga terlalu kecil. Sepertinya, Wulan yang berusia paling kecil di antara mereka semua. Mungkin baru menginjak 16 tahun. Dan satu lagi, teman mereka dari Bali bernama Wayan, dia yang sering mengantar mereka bertiga. Jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Feny, Wulan dan Dany pulang diantar oleh Wayan dengan mobil hardtopnya. Sambil ketawa ketiwi, mereka bertiga turun dari mobil untuk memasuki lobby hotel. Dari suara tercium aroma minuman keras yang cukup menyengat. Nampaknya Feny dan Dany mabuk berat. Sebagai satu-satunya office boy yang ada di lobby, gw pun bergegas menghampiri tamu-tamu istimewa hotel itu.

'Serius kamu bisa handle.'Teriak Wayan dari atas mobil hartopnyanya.
'Tenang aja. Nia gini-gini bisa urus Mbak Feny dan Mas Dany kok. Wayan pulang aja, katanya orang rumah ada yang sakit. Aman. Tolong bantu saya papah teman-teman ke atas ya, Mas.' Kata Wulan sambil memerintahku untuk memapah Dany.

Dengan sigap gw memapah Dany di tangan kananku. Tangan kiriku membantu Wulan yang sempoyongan menahan berat Feny yang tidak sanggup dipikul oleh tubuh mungilnya. Tangan kiriku benar-benar membuat iri semua bagian tubuh yang lain. Kulit Feny benar-benar halus. Mungkin karena sering perawatan, pikirku. Dalam kondisi memapah sering kali tanganku bersentuhan dengan susunya yang besar itu. Tentu saja, setiap sentuhan ini membuat adik jadi siaga satu. 'Ini kesempatan langka, gw harus mendapatkan tubuh idamanku ini..'Batinku. Kami memasukkan Dany lebih dulu. Karena kamarnya paling dekat dengan pintu lift. Setelah itu, gw dikelilingi dua wanita cantik ini berjalan menuju kamar 418 yang ada di ujung lorong. Dalam kelebatan cahaya lampu lorong, Wulan yang berjalan di depan kami berdua. Tubuhnya yang mungil menawarkan sex appeal tersendiri. Sensual dalam mungilnya. Hmmm...Cantik juga ABG ini, kata gw dalam hati sambil tangan kiriku mulai nakal meremas-remas susu Feny. kontol gw semakin tegang karenanya. Feny & Wulan, gw menginginkan kalian berdua malam ini.

'Oke,saya bisa sendiri,Mas.'Kata Wulan setelah membuka pintu kamar. 'Ga apa-apa,Non. Saya antar aja sampe ke dalam...'Kata gw berani mengingat situasi hotel yang sudah sepi. gw menerobos pintu kamar sambil mendorong Wulan. 'Apa-apaan ini, Mas....'Bentak Wulan. 'Eh...diam kamu. Atau saya kalap dan bunuh kalian berdua.'Ancamku sambil menutup pintu kamar, dan mengDanygi kuncinya. 'Non Wulan duduk di sana!!!' Perintahku semakin berani setelah Wulan menunjukkan ketakutan pada gw. Wulan pun duduk di kursi yang ada dekat tempat tidur king size. gw pun meletakkan tubuh Feny terlebih dahulu di kasur.

'Eeeemmm....'Feny bereaksi ketika tubuhnya terhempas. susunya sempat terguncang. Membuatku semakin terangsang. Tapi nanti dulu, sayang. gw ingin dipanaskan dulu oleh bibir mungil Wulan,pikirku sambil menelan air ludah. gw pun menghampiri Wulan. 'Kamu masih mau hidup,bukan?' Kata gw pada Wulan. Diikuti anggukan pelan Wulan. 'Kalo gitu ikuti perintahku.....buka reslitingku. Dan elus kontol gw dengan lembut.' Wulan menuruti. Terlihat masih canggung. Mungkin dia belum pernah melakukannya pada cowok lain. kontol gw langsung menegang dengan elusan Wulan. Ukurannya yang 18 centi dengan diameter yang gede, membuat tangan mungil Wulan tidak bisa menggenggamnya dengan utuh.

'Aaaahh...hh..hh..Kamu berbakat sekali,sayang. Sekarang kulum dia.'Perintah gw lagi. Wulan terdiam, sepertinya dia agak bingung. 'Hisep....atau kamu mampus.'Bentak gw membuyarkan kebingungannya. gw sodorkan kontol gw di bibirnya yang seksi. Dan Wulan pun bekerja sesuai perintah gw. Mulutnya terbuka penuh menerima kontol gw yang sudah berdiri gagah. Meskipun hanya 1/3 masuk tapi hangatnya mulut Wulan membuat sensasi yang luar biasa. gw pun menarik rambut kepalanya untuk maju mundur demi menambah kenikmatan langka ini. Sambil menangis, Wulan melakukannya dengan baik untuk level pemula. Sesekali dia mau tersedak, ketika gw memaksakan untuk lebih masuk lagi. Tangan gw yang satu lagi menyobek kaos tipis yang dikenakannya hingga memperlihatkan seluruh isi dadanya yang putih bersih ini.

'Aaaacchhh....hebat kamu cantik. Sudah cukup. Cukup. Sekarang, kamu liat baik-baik. Ini show hebat yang ga ada di sinetronmu.'Kata gw sambil mencabut kontol gw yang sudah siap tempur. gw beralih ke arah ranjang. gw buka resliting Feny yang masih tidur dalam kondisi maboknya. Setelah gw pelorot Jeans ketat itu, sempat gw tertegun melihat pemandangan di depan gw. Aiiiih, Mak. Seksi sekali paha punya artis ini. Tidak seperti pelacur yang biasa gw sambangi. Ya, iya lah bodoh, ini kan artis!hohoho.. Tangan gw beralih ke kaos putih ketat milik Feny. gw angkat perlahan hingga lepas. Sempat gw cium dan gw gigit lehernya karena begitu gemas dengan keindahan luar biasa ini. Dan dengan buru-buru gw lepas bra milik Feny hingga memperlihatkan gundukan indah milik artis idola gw ini. Sempat gw main-mainkan dua putingnya. Lalu ciuman turun ke perut dan terus turun ke bawah. Menuju liang kenikmatan gadis tercantik di Indonesia ini.

'Aaaaacchhh...'Feny sempat mendesah sesaat setelah lidah gw mengaduk memeknya. Harum sekali memek milik artis ini. Membuat gairah gw semakin melambung tinggi. Setelah memeknya gw rasakan cukup basah. gw mengambil posisi tempur. Adik gw sudah menghunus dengan tidak sabarnya. Dua tangan gw memegang pinggul ramping Feny. Dan pelan-pelan kontol gw yang sudah menempel di bibir memek ini bergerak menembusnya. Feny sempat mengejang dengan penetrasi ini. Tapi pengaruh alkohol membuat dia tidak bisa keluar dari kondisi tidak sadarnya. 'Tolong jangan....Mas,kasihan mbak Feny..'Nia merengek di kursi tempatnya duduk sambil menutupi dua susunya yang sudah ...

.bebas menggantung. 'Eh...diam kamu. Liat aja. Masih rewel juga gw potong lehermu.' Bentak gw. Dengan tidak sabar gw hentakkan pantat gw hingga kontol perkasa gw meluncur menusuk semakin dalam. 'Aaaaaahhh...hh...enak sekali punyamu Feny gw. Akhirnya gw bisa mencicipimu.'Desah gw dengan napas terputus-putus. Memang memiaw Feny ternyata sudah tidak perawan. Tapi nampaknya, siapa pun kontol yang pernah bekerja dengannya tidak sebesar milik gw. Sempat gw diamkan kontol gw yang sudah terbenam seluruhnya untuk merasakan pijatan erotis memek Feny.

'Eeeemmm..mm..aaaah..'Feny dalam pingsannya tampaknya juga masih merespon rangsangan dari genjotangw yang mulai cepat. Peluh mengalir di tubuh gw menandakan ritme 'pekerjaan' ini semakin cepat. gw merapatkan dada gw ke dada Feny. Merasakan kenyalnya susu artis ini menempel di dada gw. Bibir gw seolah tidak mau ketinggalan, terus mengulum bibir yang beraroma alkohol ini, lehernya yang jenjang. Tangan gw dengan gemas meremas kuat dua susu Feny bergantian. Tubuh Feny berguncang-guncang di atas ranjang empuk menerima hujaman kontol gw yang semakin liar. susunya naik turun menggemaskan. Sensasi yang luar biasa, aaaah...bejo-nya gw, gumam gw dalam hati. Remasan memek Feny juga mulai terasa semakin kuat mencengkram. Liangnya yang semakin basah, semakin membuat gerakan dan manuver kontol gw semakin lancar. 'Aaaaah...Feny- gw. Nikmat sekali.' gw menyerocos ga jelas karena kenikmatan luar biasa ini.

Tangan gw mencengkram kasar pinggul Feny. Pantat gw semakin bertenaga naik turun. Dan kemaluan gw yang besar sudah mulai berkedut-kedut menandakan orgasme sebentar lagi datang melanda. gw tanjapkan dalam-dalam semua batang kontol gw dalam liang kenikmatan Feny, disertai semburan air mani yang luar biasa mengalir menambah sensasi sebuah orgasme. 'Uuuuuuugggghhh....'Tubuh gw ambruk seiring melemasnya seluruh tubuh gw. kontol gw masih tertancap dengan semua kenikmatan yang baru saja didakinya. keringat gw meleleh membasahi seluruh badan Feny yang masih terlelap dengan tak bersalahnya. 'Aaaahhh...nikmat sekali. Kamu lihatkan, Wulan. Itu tadi seks yang fantastis,bukan?' Kata gw puas sambil melirik Wulan yang duduk sambil menekuk dua lututnya menutupi susunya. gw tahu di sela pergumulan gw tadi, beberapa kali Wulan tak tahan juga untuk melirik apa yang sedang terjadi. Nafasnya terdengar terengah karena terangsang oleh apa yang dia lihat dan dengar. 'Aaah...'gw mencabut kontol gw yang sudah mulai menciut dari memek Feny. Menyisakan ceceran air mani yang mengalir di sela memek yang enak ini. Tubuh gw ambruk di samping idaman gw.

Wulan ga bisa ngomong dan tidak bisa berbuat apa kerana hanya bisa diam saja menyaksikan temannya diperkosa di hadapannya dan hanya bisa meratapi nasibnya!

Salah SMS Berujung Dapat Ngentot Gratis

nama gw adalah Nala (bukan nama asli tentunya). Gw lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Jogya. Bagiku, sex adalah hal yang tabu, yang benar-benar tak terjamah. Terpikirkan pun tidak, sampai kisah ini gw alami. Cerita Sex ini dimulai dari salah kirim SMS. Saat itu, gw berniat mengirim SMS ke seorang teman cewek yang sudah lama kukenal. Karena sudah tidak lama berhubungan, dan gw tidak punya catatan tentang nomor HP temanku tersebut, maka gw menuliskan nomor HP dengan agak mereka-reka. Segera kukirimkan SMS tersebut, berisi pesan yang kira-kira menyatakan bahwa gw kangen dan ingin bertemu dengannya! Hallow Jun How Are U? I MISS U JUN Satu kali SMS kukirim kepadanya, dia tidak menjawab. Aneh, pkirku. Tak mungkin temanku itu tidak membalas kalau tahu SMS tersebut dariku. Kemudian kukirimkan sekali lagi, dan kucantumkan nama gw. Tak lama kemudian, ia membalas dengan miss call. Karena saat itu gw sedang sibuk, kubalas saja miss call nya dengan pesan SMS yang menyatakan bahwa gw akan meneleponnya sore nanti.

pukul 5 langsung kutelepon temanku itu, seperti yang kujanjikan. Halo, Juny?, Tanya gw sejenak, ragu. Saya pikir anda salah orang, begitu tanggapan lawan bicara gw. Oh, maaf. Saya pikir anda adalah teman saya. Memang saya tidak ingat betul nomor HP-nya. Maaf kalau telah mengganggu, jawabku sambil menahan malu. Oh, tidak apa-apa, jawab lawan bicaragw lagi. Saat itu juga hendak kumatikan teleponku, namun lawan bicaragw segera bertanya. Memang yang mau kamu telepon ini siapa sih? Kok pake kangen2 segala?, ungkapnya, menggoda. Lalu kujawab bahwa Juny adalah teman lamagw, dan kami telah berkawan selama 6 tahun. Singkat kata, akhirnya kami berkenalan. Dari telepon itu, gw tahu bahwa nama wanita tersebut adalah Fitri.

Sejak saat itu, kami sering berkirim SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak menjurus ke sex. Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat telepon. Tiba-tiba, Fitri mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu. Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untukku. Saat itu pikiranku belum berpikir jauh sampai ke sex. Kami janjian sore pukul 17.00. Kebetulan hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera meneleponnya. Gua pake sweater pink, kata Fitri. Segera kutemui Fitri yang sedang berdiri menunggu. Hai, Fitri ya?, tanyagw. Fitri segera tersenyum. Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera kuperkenalkan diriku. Gua Nala, katagw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens, sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku dengan sedikit jaim (jaga image). Kami segera menjadi akrab. Kami berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court.

Nala, suka nyanyi-nyanyi gak?, tanya Fitri setelah kami selesai makan. Suka, tapi tidak di depan umum, begitu jawabku. Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain. tanya Fitri. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.

Setibanya di sana, kami memesan tempat untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita. Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Fitri permisi kepadagw untuk ke toilet. Tepat setelah waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Fitri kembali. Kurasa agak aneh waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak kupedulikan.

Segera kami mulai memasang lagu kesukaan kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang kelima. Fitri memesan lagu yang lembut, dan agak romantis. Sebelum lagu tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung tangan Fitri. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ. Fitri pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. Dingin ya?, tanya Fitri, kepadagw, sambil melihat tanganku. Iya, jawabku mengangguk lemah. Segera Fitri mendekatkan tanganku ke tangannya. Tanganku segera menggenggam jari-jarinya. Kami bernyanyi sambil menikmati kehangatan tersebut. Pelan-pelan, naluriku mulai berjalan. Ingin sekali gw mengelus pipinya yang lembut, namun gw agak takut-takut. Perlahan-lahan Fitri mendekatkan bahunya ke bahuku sehingga kami duduk sangat dekat.

Wangi aroma tubuh Fitri segera membius diriku. Tak kupedulikan lagi ketakutanku. Segera kubelai pipi dan kening Fitri. Ia menatapku. Gw balas menatapnya. Lalu kuusap lembut rambutnya. Darah kelelakianku segera berdesir. Kukecup keningnya. Fitri diam saja. Kukecup rambut dan pipinya, segera aroma tubuhnya kembali membius diriku. Fitri benar-benar kuperlakukan seperti pacarku sendiri. Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Fitri sepertinya mengerti karena dia segera mengubah posisi duduknya sehingga memudahkanku untuk memeluknya. Segera kupeluk Fitri dengan rasa sayang.

Tiba-tiba Fitri menarik tanganku ke dada kirinya. Segera kurasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. Nikmat sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan kusentuh buah dadanya yang lembut itu. Fitri diam saja. Gw mulai berani. Ku elus-elus buah dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian putingnya. Gw semakin berani. Tangan kananku kumasukkan ke dalam sweater merahnya. Segera ku elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya. Ku putar-putar tanganku mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat, kusentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu kuremas dengan lembut. Fitri mendesah. Ssshh, desahnya.

Kulanjutkan penjelajahanku ke dada kanannya. Kuulangi hal yang sama. Lagi-lagi Fitri mendesah. Segera ia memagut bibirku, dan melumatnya. Saat kujulurkan lidahku, segera dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikirku karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badanku bergetar hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti untuk menikmati minuman kami. Kusodorkan sedotan minumanku untuk diminum terlebih dulu oleh Fitri. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu.

Kuteruskan permainan tanganku dengan lembut, ...
mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Fitri. Fitri kembali memagut bibirku. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Fitri menarik tanganku, dan memasukan tanganku ke dalam celana panjangnya. Segera terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tanganku. Pelan-pelan kudorong tanganku ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa tanganku menyentuh vaginanya yang hangat dan basah. Montok kan punya gua?, begitu ungkap Fitri saat tanganku mengelus lembut vaginanya. Segera kuiyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan seperti apa vagina yang tidak montok. Kuusap terus vaginanya, seraya desahan Fitri mengiringi gerakanku. Sssh.. Oh, Nala. Baru kamu laki-laki yang bisa memperlakukanku dengan lembut, begitu terus desahnya. Tersanjung juga gw dipuji dirinya.

Kami terus bercumbu sampai tak terasa dua jam berlalu. Nala, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?, tanya Fitri kepadagw. Saat itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. Segera kuingat ajaran2 agama yang melarangku melakukannya. Namun sepertinya Fitri mengerti ketakutanku. Gw cuma minta dibelai kok. Tidak lebih. Ya, Nala?, tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus kuselesaikan. Namun sisi kemanusiaanku membuat gw tidak tega menolaknya. Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?, jawabku. Iya, gua janji deh, kata Fitri lagi.

Kami segera keluar dari ruangan, membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobilku. Fitri menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama kemudian, Fitri membentangkan tubuhnya di kamar tsb. Nala, sini dong, kata Fitri. Gw mengubah posisi duduk ku di ranjang mendekati Fitri. Gw dalam posisi duduk, sementara Fitri sudah telentang. Nala, belai gw lagi ya, kata Fitri. Segera tanganku mengelus dahi Fitri. Kuelus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.

Fitri menikmati gerakanku sambil menutup mata. Lalu kusandarkan tubuhku ke ranjang, kukecup lembut kening dan dahinya. Fitri membuka matanya, tersenyum. Lalu kucium kelopak matanya. Fitri benar-benar menikmati perlakuanku. Perlahan kukecup lembut bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibirku di bibirnya. Namun segera Fitri menjerat bibirku di bibirnya. Dilumat bibirku dengan bergairah, sementara tangannya dengan kuat memelukku. Kujulurkan lidahku untuk menyentuh bibir bawahnya, namun Fitri segera menghisap bibirku tersebut. Segera kuarahkan ciumanku ke bagian telinganya, dan kujilat bagian dalam daun telinganya dengan lidahku.

Fitri meronta-ronta dan mendesah. Aduh Nala, geli sekali. Teruskan Nala, katanya. Kucumbu Fitri terus di telinganya. Kemudian kuarahkan cumbuanku ke lehernya. Fitri mendesah hebat. Ssshh.. sshh.. ohh, desah Fitri. Gw tidak bisa menahan diriku lagi. Fitri, boleh kubuka bajumu?, tanyagw pelan kepada Fitri. Fitri mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya. Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru. Kulanjutkan ciumanku di seputar payudaranya. Tak lupa kukecup pelan ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Fitri mengerang. Nala, buka BH gua dong, pinta Fitri. Segera kuarahkan tanganku ke punggungnya untuk membuka BHnya. Sulit sekali membuka BHnya. Maklum, belum pernah gw membuka BH wanita.

Setelah terbuka, pelan-pelan kutanggalkan BHnya. Segera tampak bukit indahnya yang putih bersih, tanpa cacat, dengan puting kecoklatan. Indah sekali, pikirku. Ingin sekali gw menciumnya. Kupindahkan BHnya dan bajunya ke meja supaya tidak kusut. Lalu, pelan-pelan kubasahi buah dadanya dengan lidahku. Kuputar wajahku memutari tokednya. Fitri mendesah lagi. Gerakan itu terus kuulang beberapa kali, lalu berpindah ke toked kanannya. Di sana kuulangi lagi gerakanku sebelum akhirnya lidahku tiba di puncak tokednya. Kubasahi putingnya dengan lidahku, kumain-mainkan, kukulum, dan kuhisap. Fitri mengerang-ngerang. Aduh, Nala..ssh..ssh.. geli sekali. Terus Nala... Sambil mengulum putingnya, pelan2 kuelus bagian perutnya. Auw.. enak Nala.., Fitri menekan wajahku ke dadanya. Kira-kira 15 menit Fitri kuperlakukan seperti itu.

Nala, bukain celanaku dong.., pinta Fitri. Segera kubuka kancing celananya, dan kupelorotkan ke bawah. Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih tertutupi Celana Dalam warna hitam. Masih mengulum putingnya, segera kuarahkan tanganku ke selangkangannya. Kuelus-elus perlahan. Kugerakan tanganku dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke arah pangkal pahanya.ohh.., rintih Fitri menahan kenikmatan yang kuberikan. Kuelus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya sudah basah. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Fitri meronta-ronta, dijepitnya tanganku dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Fitri. Gantian tangan Fitri yang masuk ke celana dalamku. Dipegangnya Kontolku, lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya.. Nala, buka celana dalam gua.., pinta Fitri. Jangan Fitri, gua gak berani melakukan itu.. katagw.

Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. Tak apa-apa, Nala, tidak usah dimasukin. Gua cuma minta diciumi aja, pinta Fitri memohon. Akhirnya kubuka celana dalam Fitri. Kunikmati pemandangan indah dihadapanku. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini, pikirku. Elus lagi, Nala.., pinta Fitri. Perlahan-lahan, tanganku mulai mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. Kuputar-putar jariku dengan lembut di sana. Lagi-lagi Fitri meronta. Ohh..ohh. Ke atas lagi Nala. Elus klitorisku, begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Fitri membimbing tanganku ke klitorisnya.

Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris. Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut kuputar-putar jariku di atas klitorisnya. Setiap 5 putaran, Fitri langsung mengepit tanganku dengan pahanya. Sepertinya ia benar2 menikmati perlakuanku. Nala, tolong hisap klitorisku, yah?, pinta Fitri. Gw sedikit ragu, dan jijik. Pake tangan aja yah, Fitri.., gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Nala. Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Fitri. Gw masih berat hati menghisapnya. Fitri, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti... Belum selesai gw bicara, Fitri segera memotongku. Kemaluanku bersih kok, Nala. Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar ...
saja, kok, pinta Fitri lagi.

Perlahan-lahan kudekatkan mulutku ke memeknya Fitri. Segera tercium aroma yang tidak bisa kugambarkan. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku ke klitorisnya. Gw takut sekali kalau rasanya tidak enak atau bau. Kukecap lidahku ke vaginanya. Ternyata tawar, tidak ada rasa apa-apa. Terus, Nala..ohh.. enak sekali, desah Fitri. Kuulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijikku hilang, malah berganti dengan gairah. Kuulang-ulang menjilati vaginanya. Fitri makin mendesah. ooh.. oohh.. ohh.. ohh. Fitri menggenggam jari telunjukku, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. Kamu nanti tidak kesakitan?, tanyaku kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, kuputar-putar jariku di dalam vaginanya. Ahh.., Fitri menjerit kecil. Kuputar jariku tanpa menghentikan jilatanku ke vaginanya.

Saat kuarahkan jariku ke langit-langit memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. Kuelus pelan bagian tersebut, berkali-kali. 'Ya, terus di situ Nala.. ahh.. enak sekali.. Kuteruskan untuk beberapa saat. Fitri makin membuka lebar-lebar pahanya. Tiba-tiba Fitri menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan dengan arah jilatanku. Ah Nala.. gw mau keluaar.. erang Fitri. Fitri makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia hentikan, lalu dikepitnya kepalagw dengan pahanya. Ahh.. Nala..gw keluar, desahnya. Segera kupeluk tubuh Fitri, dan kugenggam tangannya erat. Kubiarkan Fitri menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat, kuelus-elus dahi dan rambutnya. Nala, enak sekali, kata Fitri. Gw diam saja.

Sekarang gantian, ya, kata Fitri. Gw mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuhku sehingga tubuhnya menindih tubuhku sekarang. Dibukanya celana dan celana dalamku. Malu sekali rasanya saat itu. Segera kututupi Kontolku yang masih terduduk lemas. Sepertinya Fitri mengerti perasaanku. Ia segera mematikan lampu kamar. Gw merasa lebih tenang jadinya. Lalu, dibukanya pahagw yang menutupi Kontolku. Fitri segera meraba-raba Kontolku. Oh, geli sekali rasanya. Rasa geli itu membuatku secara refleks menggelinjang. Fitri tertawa. Enak kan, Nala? tanyanya menggodagw. Sial nih orang, pikirku. Dikerjain gua. Mau diterusin gak, Nala? tanya Fitri sambil menggoda lagi. Gw hanya mengangguk.

Saat itu Kontolku belum berdiri. Aneh sekali. Padahal biasanya kalo melihat adegan yg sedikit porno, punyagw langsung keras. Akhirnya Fitri mendekatkan mulutnya ke Kontolku. Dikecupnya ujung Kontolku perlahan. Ada getaran dashyat dalam diriku saat kecupannya mendarat di sana. Nala, punya kamu enak. Bersih dan terawat, ujar Fitri. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang Kontolku, lalu Fitri mulai menjilati Kontolku. Ya ampun, pikirku. Geli sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontolku dari mulut Fitri. Kenapa, Nala?, tanya Fitri. Gua gak tahan. Geli banget, sih?, katagw protes. Ya udah, pelan-pelan aja, ya?, kata Fitri. Gw mengangguk lagi. Fitri mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari tubuhku, tapi dengan diikuti rasa nyaman.

Kuperhatikan Fitri menjilati Kontolku, tak terasa Kontolku segera mengeras. Fitri senang sekali melihatnya. Segera dilahap kembali Kontolku itu, kali ini sambil dikocok-kocok dengan tangannya. Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat sangat. Kunikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru sekali ini kurasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. Ah.., tak kuasa gw menahan desahanku. Nala, kumasukan ya punyamu?, tanya Fitri. Nanti kamu sakit, gak?, tanyagw. Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi. Ingin sekali rasanya Kontolku dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang ngontrol sih, gak sakit, kata Fitri. Ya udah, kamu yang di atas aja, katagw kepadanya.

Fitri segera mengubah posisi tubuhnya. Ia kangkangkan pahanya di atas tubuhku, lalu pelan-pelan dibimbingnya Kontolku menuju liang Kontolnya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit ujung Kontolku ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya. Didiamkan punyagw di sana utk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu ditekannya sedikit lagi. Kali ini punyagw masuk lebih dalam dan makin terasa cairan pelicin kemaluannya. Sudah sepertiga dari panjang Kontolku yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontolku di sana beberapa saat. Ia sedikit mengernyit. Sakit?, kutanya. Iya, tapi gak apa2. , jawab Fitri. Kemudian ia mendorong Kontolku makin dalam, hingga akhirnya semua Kontolku tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Fitri mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali menikmati Kontolku terjepit dalam vagina Fitri.

Gerakan pantat Fitri membuat Kontolku terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Fitri pun seakan-akan begitu. Ohh.. ohh.. ohh.. ohh, Fitri mengerang-ngerang. Fitri terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diriku. Namun, ternyata Fitri tidak berhenti begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju mundur, dan terkadang berputar. Sepertinya Fitri sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Ah.. ah.. ahh.. ahh.., desahnya terus, tanpa henti. Kuremas dengan lembut payudaranya, Fitri makin merintih. Sssh.. ssh.. sshh.. enak Nala .

Makin lama gerakan Fitri makin cepat. Nala, gw mau keluar lagi, Nala.. rintihnya. Gw pun merasa Kontolku berdenyut kencang. Fitri, tolong lepaskan, gw mau keluar, katagw. Gw takut sekali kalau sampai Fitri hamil. Tapi Fitri tidak mau melepaskan Kontolku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga gw tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba kurasa Kontolku menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Fitri, jangan.. nanti kamu hamil.., teriakku, sesaat sebelum cairanku keluar. Tapi semua sudah terlambat. Semua cairanku sudah keluar dalam vaginanya. Nikmat sekali rasanya, namun terasa lemas tubuhku sesudahnya. Segera otot-otot Kontolku mengerut, dan menjadi kecil kembali.

Fitri dengan kecewa melepaskan Kontolku. Fitri, kalo kamu hamil gimana, tanyagw dengan setengah takut. Tenang aja, Nala. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?, kata Fitri menenangkan diriku. Kemudian, Fitri segera memijat-mijt Kontolku. Dielus, dan di kulum lagi seperti tadi. Tak lama, Kontolku segera mengejang lagi. Segera Kontolku dimasukan lagi oleh Fitri ke vaginanya. Kembali Fitri melakukan gerakan maju mundur tadi. ohh.. ohh.. ohh.. oohh, erangnya. Kuremas lembut tokednya. Ssshh.. sshh.. sshh, begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Fitri ...
 
mengocok Kontolku dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Nala, gw hampir keluar, desah Fitri. Segera Fitri mempercepat gerakannya. Gw pun membantunya dengan menggerakan pinggulku berlawanan dengan arah gerakannya. Ahh.. Nala, gw keluar, desahnya agak keras. Sejenak ia menikmati orgasmenya, sebelum rubuh ke dalam pelukanku. Kubiarkan ia menikmati orgasmenya, kuelus rambutnya, dan kukecup keningnya. Kami berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya Hidup ini dibuat oleh fitri dan gw tak akan pernah melupakan kenangan terindah di malam pertama bersama fitri walaupun kini gw gat au kabarnya si Fitri ini! HIkz….hikzzzz…. nasib2 salah kirim sms dapat ngentot cewek gratis!hehehehehe………………..

Ngentot Istri Bos

Namaku Eko ( kali ini nama asli). Aku tinggal di kota Mataram Lombok. Ceritaku ini terjadi pada tahun 2007 silam. Pada waktu itu aku kuliah di sebuah di salah satu Perguruan Tingi Swasta di Lombok. Aku ambil cuti kuliah untuk bekerja di sebuah radio swasta yang sudah terkenal di kota itu. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Pekerjaannya sangat sederhana yaitu merekam lagu, membuat iklan radio, dan mempersiapkan segala hal yang sifatnya off-air. Pemilik radio itu namanya Bapak Wirata! Dia mempunyai istri yang sangat cantik. Aku biasa menyebutnya dengan Ibu Diah, .Ibu Diah tingginya kira-kira 175cm, bahkan lebih tinggi dari suaminya. Ibu Diah bekerja di sebuah perusahaan swasta di Lombok. Sejak pertama kali bekerja di radio itu, aku udah jatuh cinta ama Ibu Diah untuk pertama kalinya. Ibu Diah ini sangat cantik, mungkin sensual. Tinggi kira-kira 170cm, Payudaranya tidak besar, sama sekali tidak besar. Tapi justru payudaranya yang kecil itu yang membuatku sangat penasaran. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil!hihihii..

Suatu ketika ibu diah menyuruh aku ke rumahnya untuk memperbaiki komputernya yang rusak.Sesampai di dalam rumah aku tidak menemukan siapa pun. Dimana Mbak Diah, pikirku. Kulangkahkan kakiku ke ruang tengah. Kosong juga. Wah, di mana nih. Perlahan aku berjalan ke dapur sambil berharap ketemu dengan sang idola. Kalo udah pada tidur ya aku pulang aja. Sampai aku dikejuntukan oleh sepasang tangan yang melingkar dipinggangku dari belakang.
"malam ini temenin Mbak ya", terdengar bisikan di telingaku.
Tanpa basa-basi aku segera memutar tubuhku dan di depanku telah berdiri Mbak Diah dengan paras yang sangat cantik. Wajah Mbak Diah persis di depanku. Hidungku nyaris bersentuhan dengan hidung Mbak Diah. Terasa hangat di wajahku ketika Mbak Diah menghembuskan nafas. Aku benar-benar dibuat terpesona. Mbak Diah sudah berganti pakaian dengan kimono warna pink. Matanya sayu menatapku. Entah keberanian dari mana yang mendorong wajahku sehingga bibirku mengecup lembut bibir Mbak Diah. Tidak ada perlawanan dari Mbak Diah. Bibirku terus bermain di bibir Mbak Diah beberapa lama. Kurasakan tangan Mbak Diah membuka lembut kemejaku. Aku mencoba melingkarkan tanganku di punggung Mbak Diah. Kuusap perlahan punggungnya sambil terus memainkan bibirku. Lidahku mulai menerobos masuk ke dalam mulut Mbak Diah. Bibir Mbak Diah lembut sekali, wangi dan itu membuatku semakin bernapsu.


Lidahku semakin liar bermain. Kuciumi lagi bibirnya, hidungnya, matanya, keningnya, pipinya, dagunya. Dan semuanya terasa lembut. Napas Mbak Diah semakin memburu. Tanganku bergerak ke bawah mencari2 tali kimono. Setelah ketemu, kubuka talinya pelan. Ketika berhasil kulepaskan, kimono tersebut merosot jatuh ke lantai, Kumundurkan tubuhku dan nampaklah pemandangan yang sangat indah yang sering kubayangkan selama ini. Mbak sudah tidak memakai bra dan cd. Payudara yang selama ini hanya ada dalam imajinasiku kini terpampang jelas di hadapanku. Tampak puting yang kecil berwarna coklat dan merah muda pada ujungnya. Bener-bener sesuai ama selera dan harapaku. Payudaranya kecil, mungkin ukuran 34a. Tapi aku suka banget ama yang segitu.
"Eko Kenapa berhenti?", ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku. Tanpa pikir panjang kuhampiri Mbak Diah dan berlutut di depannya. Aku membungkuk dan mencium lembut jari kaki sebelah kirinya sementara tangan kananku membelai lembut betis kanan Mbak Diah. Yang kudengar saat itu hanya lenguhan nikmat dari Mbak Diah. Kudongakkan kepalaku menatap Mbak Diah. Mbak Diah hanya menatapku sayu dengan nafas yang memburu. Kuarahkan perhatianku lagi ke bawah. Kuciumi lagi kaki kiri dan kanan berganti sementara tanganku mengusap lembut betisnya. Mbak Diah terus mendesis sampai suatu saat Mbak Diah hampir terduduk karena menahan kenikmatan dari ciuman dan belaian di betisnya. Aku bangkit dan kusandarkan tubuh Mbak Diah di tembok dapur dengan posisi tubuh berdiri. Aku berlutut lagi dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya. Kuciumi pelan paha kanan Mbak Diah. Tangan kanan Mbak Diah mencengkeram tembok. Kuciumi terus mulai dr atas lutut sampai mendekati pangkal pahanya. Tercium aroma yang membuatku semakin mabuk asmara ketika menciumi sekitar pangkal paha. Mbak Diah berusaha mengatupkan pahanya tapi aku menahannya dengan kedua tangan supaya tetap terbuka. Ciumanku pindah ke paha yang kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan mengusap pelan dengan ujung jariku. Mbak Diah semakin mendesis tidak karuan.
"Oh... Eko... Shh... sh..."
Ciumanku terus naik mendekati pangkal pahanya. Dengan gerakan sedikit menyentak kurenggangkan lagi paha Mbak Diah.
Oughhh... Mbak Diah melenguh panjang menerima perlakuanku yang tiba2. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. Jembutnya lebat sekali dan baunya wangi. Sambil tetap memegangi kedua lutut Mbak Diah, kujulurkan hidungku menyapu jembutnya. Tubuh Mbak Diah bergetar menerima sapuan hidungku. Tampak samar belahan daging dan kucoba menjilat pelan membelah hutan jembut yang lebat itu.
"Ouhh... Eko...", tangannya meraih rambuntuku dan menjambak pelan. Lidahku terus menjilat mencari-cari daging nikmat. Kurasakan ada cairan menempel dilidahku. Gurih terasa di muluntuku. Muluntuku pun mulai menghisap gundukan indah Mbak Diah.
"oh... Sshh... Sshh... Eko... enak banget kooooo...", desah Mbak Diah. Desahan itu membuatku semakin ganas. Kontolku sudah tegang dari tadi tapi aku ingin bermain dengan Mbak Diah. Hisapanku di memek Mbak Diah semakin liar. Sementara Mbak Diah meliuk-liuk menerima serangan di memeknya.
"Eko.. Kamu kok pinter banget sih...", kata Mbak Diah manja. Aku hanya tersenyum aja mendengarnya.

Perlahan ciumanku naik ke perut Mbak Diah. Tidak lama di situ aku berniat untuk langsung menyerbu payudara Mbak Diah. Aku segera bangkit. Kupandangi sejenak payudara Mbak Diah yang sedari tadi belum kusentuh sama sekali. Lalu kupandangi wajah Mbak Diah, titik2 keringat bermunculan di keningnya. Kumajukan wajahku ke arah payudara Mbak Diah, tanpa mengalihkan pandangan dari matanya. Sampai di payudara yang sebelah kiri kukecup pelan putingnya. Mbak Diah mendongakkan wajahnya menerima sensasi kecil di putingnya. Kukulum puting payudara kiri Mbak Diah. Terasa hangat di dalam muluntuku. Mbak mulai mendesis lagi.
"terusin kooooooo... terusin",
Aku semakin gencar mengulum puting payudara Mbak Diah. Sesekali kusedot dengan keras.
"Ahh.!" Mbak Diah berteriak kecil.
Aku melirik ke payudara yang sebelah kanan. Segera kuarahkan bibirku ke puting kanan. Perlakuanku beda kali ini. Aku menyerbu payudara kanan Mbak Diah dengan sangat ...liar sementara tangan kananku memegang dengan kuat payudara yang kiri. Menerima perlakuanku yang berubah drastis, Mbak Diah berteriak keras dengan menggoyangkan kepalanya kiri kanan. Keliaranku itu bertahan selama 10 menitan sementara kontolku sengaja kugesek-gesekkan ke memek Mbak Diah.
Mbak Diah terus menerus meracau. Tidak jelas apa yang diucapkan. Aku sudah tidak tahan lagi. Segera kubalik tubuh Mbak Diah kupaksa untuk menungging. Mbak Diah menahan tubuhnya dengan tangan di tembok. Kuarahkan kontolku ke memek Mbak Diah. Pelan aku coba menerobos liang memek Mbak Diah. Agak susah juga mencari posisi lubang vagini Mbak Diah. Setelah beberapa saat akhirnya kontolku sudah berada dalam jepitan memek Mbak Diah.
"Mbak..." aku menahan sebentar kontolku. Mbak Diah melenguh panjang.
"ouhh...hss...koooooooooo..."
aku segera menarik kontolku pelan sampai tersisa kepalanya dalam memeknya. Lalu kutusuk lagi dengan gerakan cepat. Mbak Diah lagi-lagi melenguh panjang. Kulakukan berulang kali sampai 15 menit. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Tanganku kubiarkan bebas menggantung. Kontolku terus kupacu di dalam memek Mbak Diah. Sampai suatu ketika tubuh Mbak Diah mengejang hebat dan Mbak Diah melolong hebat merasakan orgasme pertamanya. Tubuh Mbak Diah bergetar beberapa saat. Aku harus menahan tubuhnya karena seperti mau terjatuh ke lantai. Sebenarnya aku juga sudah hampir sampai tapi sekuat tenaga aku bertahan. Aku tidak mau permainan ini cepat selesai.
Kudiamkan sebentar kontolku di dalam memek Mbak Diah dan membiarkan Mbak Diah mengatur napasnya, menikmati orgasmenya.

Beberapa saat kemudian, aku melanjuntukan lagi serbuanku ke memek Mbak Diah.
"Oh...uh...oh...uh", suara Mbak Diah keenakan.
"Ko, enak banget", tambahnya lagi. Tangan kirinya meraih tangan kiriku dan meletakkannya di payudaranya. Sensasi di dua wilayah sensitifnya membuatnya buk diah ga semakin ga karuan. Sodokanku di memeknya kupercepat sementara tanganku semakin kuat di payudaranya. Akhirnya, aku mengeluarkan senjataku yang terakhir. Tangan kananku yang bebas kuarahkan ke lubang anusnya. Kuludahi anusnya dan kuusap keras bagian anus Mbak Diah. Sekarang 3 bagian sensitifnya habis aku garap. Mbak Diah semakin menikmati permainanku. Kepalanya terayun-ayun menambah keseksiannya. Badannya terus terguncang-guncang menerima sodokan kontolku. Aku pun mulai kacau merasakan sensasi di kontolku.
"Mbak, enak banget Mbak", kataku?
"heh...uh... terusin ko. Ahh..."
Jariku mencoba menerobos ke liang anus Mbak Diah. Aku tidak berani terlalu dalam. Takut menyakiti Mbak Diah. Kontolku terus menghunjam di memek Mbak Diah. Sampai akhirnya aku merasakan gelombang sangat kuat yang siap menerobos keluar dari kontolku.
"Mbak... Aku dah mo keluar Mbak... Mphhh..."
Iiiiyyaaaa ko... mbak juga... aaayooo koooo..."
Kupercepat gerakanku. Kontolku terus menerobos memek sampai akau tidak kuat lagi menahan gejolakku...
Croot...croot...croot... Ah... Ah... Ah...
Gerakan kontolku kuhentikan di dalam memek Mbak Diah. Dan tubuh Mbak Diah pun bergetar sangat hebat. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang bermain di payudaranya dengan sangat kuat.
"AHHH...ekooooo", teriaknya memenuhi ruangan dapur.
Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Diah. Kutarik kontolku pelan-pelan, dan kuhunjamkan lagi ke dalam memek Mbak Diah tapi dengan gerakan yang sangat pelan. kedua tanganku memegang lembut payudara Mbak Diah. Nikmat banget. Sumpah nikmat banget. Kuciumi pelan punggung Mbak Diah sementara Mbak Diah ga tahan menerima orgasmenya.
Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan kontolku bertahan di dalam memek Mbak Diah. Lalu, pelan-pelan kutarik kontolku. Mbak Diah melenguh merasakan gesekan pelan di memeknya.
"Mbak... Nikmat banget. Mbak cantik sekali", bisikku pelan.
"Eko... Kamu hebat. Hhh...mbak nggak ngira kamu mau ama mbak", katanya sambil membalikkan tubuhnya dan kini duduk terkulai lemas di lantai.
Aku tersenyum aja mendengarnya.
"Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Eko mau ya nemenin Mbak lagi?"
"Mmmmm... Siap Mbak! Apapun buat Mbak!", jawabku sambil tersenyum manis.

this is the fisrt my sex story with Tante Diah, istri bosku. Setelah hari itu, selama empat hari aku nemenin Mbak Diah tiap malam. Ga jadi nyesel deh, Pak Wir banyak ijinnya. Ijin terus aja Pak wirrrrr... Setiap bosku keluar kota aku selalu menemani Mbak Diah dan memberinya kepuasan. Demikian juga Mbak Diah memberiku pengalaman, dan sensasi sex luar biasa kepadaku! @ pak wirata sorry ya bos saya sudah mengentot istri sexy anda!hihihihii………

Mesum Di Kampus

Cerita Dewasa kali ini bermula pada Suatu siang di kampusku ceritanya waktu siang itu cuacanya panas dan gerah banget rasanya!, keringat gw mengalir seperti sungai (ciehhh terlalu mengada2 kayaknya!heheh ) dengan sapu tangan warna coklat yg selalu gw bawa dan gw taruh di kantong celana sebelah kanan, dan setengah tengak tengok di depan papan pengumuman jadwal ujian, dan akupun segera melangkahkan kakiku ke kantin fakultas ekonomi di belakang kampus tempat gw kulaih!

Beberapa adik angkatan di bawah gw tersenyum menyapa ke arah gw sambil menundukkan kepala, gw kurang seberapa mengenal mereka, tapi gw balas senyuman itu dengan ramah sambil tetap menunjukkan kepinteran gw dengan membawa buku-buku akuntansi yang super tebal dan berat! Pamer dikit nich biar dikira kutu buku! Singkatnya cerita sex dewasa 17 tahun, setelah menenggak sebotol the botol dingin dan segera membayarnya, gw kembali ke ruangan IV, menanti kuliah siang yang terasa lama, karena waktu itu masih jam 11 lebih, dan kampus sepi karena hari jum'at. Akupun memilih duduk di bangku semen di bawah rindangnya pohon-pohon hijau ditaman ruangan IV.

Sekitar 13 menitan melamun, sesosok gadis yang gw kenal melangkah tergesa-gesa sambil membetulkan kacamata, dan tampak sama sibuknya kaya gw, membawa setumpuk buku yang tampak tak seimbang dengan ukuran tangannya yang mungil. Gadis berkulit putih itu tampak mengenali gw, lalu setengah berlari menghampiri gw sambil mengurai seulas senyum manis, Haloo
serunya. Haloo juga, sahut gw...Dia langsung mengibaskan tangannya ke bangku semen tempatku duduk, takut ada debu yang akan mengotori celana jeans putih ketatnya, seketat jeans itu membelit pantat indahnya yang terbungkus G-sting berenda yang membuat mata lelaki tak bekijap melihatnya, yang nampak samar tercetak padat pada lekukan antara paha, selangkangan, dan batas paha belakangnya, gw sedikit menelan ludah melihat pemandan seperti itu!hahahaha…nyem nyem mantabs

Dia menunduk, tak sengaja memperlihatkan bra krem berendanya yang tampak menggantung ragu, menampakkan belahan dan sedikit puting kemerahan dari dadanya yang berukuran B kayaknya, lalu segera mengambil posisi duduk menyilangkan kaki di sampingku dan memulai obrolan dengan segala keluh kesah kerepotannya di rumah mengerjakan tugas akuntansi manajemen, sampai ribetnya
mengurusi manajemen pabrik pakaian milik ayahnya yang sedikit mengalami mis-manajemen ceritanya!

Gw menanggapinya dengan senyum dan komentar-komentar singkat yang membangun, sampai tanpa sadar tangannya mendarat di tengah pahaku, tak sengaja menyenggol kemaluanku yang entah kenapa menegang sejak dia duduk beberapa menit yang lalu, spontan dia nyeletuk bingung (atau berlagak bingung?) : Eh, lho, kamu kok 'bangun'? Sejak kapan, hayooo...mikirin apa? Pasti yang jorok-jorok ya?, dan komentar itu semakin panjang seiring makin merahnya mukaku, gw hanya bisa menunduk malu.

Tanpa bisa kutebak dia memberikan sebuah kejutan yang sangat-sangat membuat gw surprise setengah mati jantungan Emmm, mau 'dibantuin' ngga?

Penjelasan : Gadis itu adalah Dewiq, pacarku selama 1 tahun ini, dan kita udah biasa ngentot gitu pemirsa , gitu lho pembaca setia cerita sex dewasa 17 tahun ini

Wow, pikirku, hemmm, gw setengah bingung juga, bagaimana kita bisa 'gituan' di kampus? Setengah sadar bibirku mengucap, Wah, wikk...dimana?, Kita ke lantai 3 aja yuk, kan masih sepi?, setengah ragu namun dikalahkan oleh nafsu, gw menurut saja dengan sarannya. Biar nggak bikin curiga OB nya kampus yang bagian nge-pel, Dewiq pun beranjak duluan ke lantai 3 dan langsung menuju kamar mandi, lalu menguncinya dari dalam, selang 5 menit, gw menyusul naik ke lantai 3 dan setelah memastikan sama sekali tidak ada orang, gw menuju kamar mandi yang letaknya di pojok dan relatif
terhalang pembatas ruangan, gw mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup!

Cklik, terdengar slot dibuka, lalu gw mendorong pelan pintu itu sedikit, menyelinap, lalu cepat-cepat menutupnya seraya menghela nafas panjang karena deg-deg'an sekaligus capek merasakan terjalnya tangga ruangan IV. Dewiq tersenyum sambil langsung menarik pinggangku mendekat, sehingga bibirku yang setengah terbuka langsung dilumat nya. Buku-buku ku hampir jatuh, segera kutaruh di tepi bak kamar mandi dengan setengah terburu-buru, dan langsung tanganku ter-alih membuka kancing kemeja Dewiq, dan menyelipkan tanagnku ke sela-sela bra-putih nya.

Bunyi kecipak ciuman seolah bergema, menyadarkan kami yg larut dalam ciuman untuk mengurangi volume suara yang akan membuat orang 'penasaran' saat mendengarnya itu. Gw yang sangat tak sabar mencumbu Dewiq dengan ganas, leher dan telinganya tak luput dari sasaran jilatan lidahku, yang membuatnya mendesah manja. Dilepasnya kacamatanya dan ditaruh di dalam tasnya yang tergantung di pintu, lalu tangannya beraksi dengan lihai melepas kancing celana, memelorotkan celana panjang kainku, dan menyelipkan tangannya untuk meraih, menarik, dan meng-urut batang kemaluanku yang menegang dan puncaknya berubah kemerahan karena terangsang.

Gw juga melakukan hal yang sama dengan menarik celana panjang jeans ketat nya sebatas paha, berikut celana dalam putih berendanya yang sexy, lalu meraba kemaluannya dengan gemas, karena bulu-bulunya tampak selesai dicukur, sehingga belahan pinknya sangat menggoda. Jari telunjuk dan manis tangan kananku mengarah ke bibir kemaluannya dan menariknya ke samping kiri dan kanan, sementara jari tengahku memainkan klitorisnya yang mungil dan mulai menegang. OOuucchh... Rintih Dewiq di telinggw sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.
Ssshhh...Ahhh, balasku merasakan nikmatnya kocokan tanagn Dewiq yang dibasahi sedikit air. Sambil terus meremas dada mungilnya yang mulus, adegan slaing meraba itu berlangsung selama beberapa menit.

Anga...,bisiknya sambil mendorong tubuhku perlahan menjauh, gw mengerti apa yang dimauinya. Gw membantunya melepas celana jeans dan celana dalamnya, menggantungnya di dekat tas. Dewiq lalu duduk di tepian bak kamar mandi, satu kakinya diangkat ke atas kloset duduk, tangannya ke belakang menyangga tubuhnya, dan setengah meliuk menggoda dengan tatapan penuh birahinya, dia menyorongkan vaginanya ke depan, sambil tangannya meraih dadanya sediri, memilin putingnya, dan meremas payudaranya dengan gerakan memutar ke atas.

Gw langsung melepas celanaku, menaruhnya, lalu segera berjongkok di depan selangkangan Dewiq, lalu menjilati belahan vaginanya yang terbuka lebar, menjejalkan hidungku, menghirup aroma wangi khas vaginanya yang selalu harum karena dia rajin membasuhnya dengan ramuan jawa dan meminum jamu-jamu yang selalu membuat kondisi ...
vaginanya fresh.

Sshhh...Ahhh... desahnya sambil meremas rambutku. Kuselipkan dua jemariku, kuputar dan kutusukkan perlahan dalam-dalam, lalu kutarik dengan cepat, untuk kembali kuhunjamkan ke dalam sambil menjilati ujung klitorisnya...Dewiq semakin menggelinjang ke-enak-an, bibirnya digigit, dan mulai meracau.

Didorongnya pundakku tiba-tiba, dan keluar kata singkat dari bibirnya yang berpulas lipstik pink tipis menggoda : Duduk di kloset gih..., senyumnya tersimpul...Gw segera bangkit, menutup kloset, dan duduk di atasnya, mengangkangkan kaki, sehingga batang kemaluanku mendongak seolah menantang, dengan testis terkerut karena terangsang. Dewiq tak berlama-lama, langsung berlutut bertumpu pada kedua telapak atas kakiku yang masih bersepatu, memandangku sebentar dengan gemas. Kuelus rambut sebahunya, kuremas gemas, lalu kudorong perlahan ke arahku. Seolah menngerti, dikerjapkannya dengan jenaka kedua bola matanya, bibirnya menyungkup menyambut kepala penisku yang sudah demikian merona merah...cup...dikecupnya, lalu dijulurkannya lidahnya tepat pada lubang bagian atas, ditariknya garis ke bawah lewat jalur pada kepala penis, batang bawah, terus ke bawah, dan di lahapnya sebelah bola testisku, dikulum, dipijat digigit kecil, dan diputarnya kembali lidahnya ke atas, membuatku menggelinjang tertahan. Sungguh sensasi yang sangat luar
biasa...

Aksi nekat kami masih berlangsung sampai saat terdengar suara langkah mendekat yang membuat desah nafas kami sama-sama tertahan sesaat... Sssttt..., instruksiku singkat agar Dewiq menghentikan aktifitasnya. Kami sama-sama diam sampai akhirnya suara langkah yang sempat mendekat itu beranjak terdengar menjauh. Kami saling memandang dengan sedikit rasa tegang dan deg-deg'an yang masih tersisa dalam hati...Tapi kemudian berubah menjadi senyum merona pada wajah kami masing-masing

Batang kemaluanku yang sempat melemas kembali digenggam oleh Dewiq, sambil kembali dia dengan gemas mengecup dan mengulum penisku, dengan sesekali membuat gerakan deep throat yang membuat nafasku tertahan,seolah akan mencapai klimaks saja.
Angaaa...eemmmhhh...masukin sekarang aja ya? Pintanya manja. Akupun segera berdiri dan membimbing kedua lengannya untuk bangkit. Gw berdiri membelakanginya, sementara dia membalikkan diri untuk berpegang pada tepian bak kamar mandi, mengambil posisi menungging sambil berdiri. Gw segera mengelus pantatnya yang mulus & menggairahkan itu, mencari sela-sela di antara rambut kemaluannya yang tipis, daging bertumpuk kemerahan itu tampak menggoda dengan sedikit lelehan bening yang mengalir basah.

Gw mengarahkan batang penisku ke belahan merekah itu dengan tangan kiri, sementara tangan kananku terlingkar lewat paha kanan Dewiq, membuat huruf V terbalik dari arah depan, membuka bibir kemaluannya agar mempermudah penetrasi. Kugesekkan kepala penisku perlahan untuk merasakan sensasi hangatnya cairan miliknya, dan setelah licin, gw mulai mendorong kepala penisku ke dalam mulut vaginanya yang mulai melebar, terus semakin dalam, setelah masuk sepertiganya gw berhenti.

Kedua belah tanganku meraih payudaranya dari belakang, merabanya, memberi pijatan kecil pada putingnya yang menegang, meremasnya, sementara Dewiq membalikkan lehernya ke arah mukaku. Gw menggapai bibirnya yang terbuka,mengulumnya,memainkan lidahku di dalam mulutnya yang mengeluarkan rintihan-rintihan pelan, sambil menggerakkan pantatku dengan gerakan mendorong ke depan, membuat penisku semakin tertanam dalam hangatnya dua belah daging lembut lembap yang seolah merangkul dan menghisapnya dalam sebuah lobang hitam.

Emmmhhkkk...Ahk... Suara Dewiq tertahan sesaat gw menancapkan penisku dengan gerakan tusukan mendalam, bibirnya masih menempel dan mendesah, mengeluarkan aroma nafas hangatnya yang mulai memburu. Dewiq menggoyangkan pantatnya dengan gerakan memutar, sementara gw memaju-mundurkan penisku dengan sedikit memiringkan pantatku, menciptakan sensasi luar biasa bagi kami
berdua...Aaahhh...Eehhk...Ouch...angaa..., seru nya perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya. Peluh menetes di lehernya yang kujilati, dan cairan dari kemaluannya membuat sensasi suara bergesekan yang terdengar merdu di telinganya!
Cpak...cpak...Sllliurrppp..., membuatku semakin bersemangat meremas payudara Dewiq yang saat ini demikian keras. Masukin yang dalem dooo...ngg..., pintanya. Gw menurutinya dengan memperlahan gerakanku dengan tetap mempertahankan ritme, irama, dan tusukan yang semakin intensif, agresif dan dalam.

Ingin gw memandang wajah Dewiq lebih leluasa saat bercinta, gw mencabut kemaluanku, membalikkan badan Dewiq dengan segera, mendudukkannya di tepian bak kamar mandi, membimbing kedua kakinya melingkari pantatku, dan kembali gw menusukkan penisku. Gw memluk punggungnya, menahan tubuhnya agar tak terjatuh ke belakang, sambil terus menggoyangkan pantatku, menggauli Dewiq
yang terengah-engah sambil memejamkan matanya sambil menciumi bibir dan mulutku dengan penuh gairah.Anga...cepetin donk, please, gw mau nyampai nih..., serunya di antara desahan nafas yang memburu dan lenguhannya yang menggairahkan. Gw menciumi bibirnya sambil mempercepat gerakanku, menahan agar teriakan orgasmenya tak terdengar dari luar kamar mandi.
Anga, sekarang ya...sekarang...!, gw memberi beberapa tusukan mendalam sambil menggoyang pantatku memutar,Sleppp...sleppp..., dan disambut gelora dahsyat hentakan tubuh Dewiq yang terhempas pada dada dan perutku.

Aaahhkk...Anga...Ooucchhhkgg..Ermmmhhh, tangannya menggapai testisku dan meremasnya, membuat gerakan ku semakin mendalam di dalam hangatnya vagina Dewiq yang mengeluarkan lelehan lendir bening keputihan yang membasahi seluruh batang penis dan testisku. Dewiq melemas, namun masih memeluk dan menciumiku...Ah, curang, kamu belum nyampai ya? tanyanya. Iya nih, sahutku sambil tersenyum...Kamu memang perkasa ya, pujinya. Ah, bisa aja kamu, gw lalu mencabut penisku, dan tampak lelehan dari vaginanya menetes ke lantai kamar mandi, dan sebagian mengalir di paha mulusnya. Ayo sini gw keluarin kamu, katanya singkat, dan gw dibimbingnya duduk di kloset, dia membelakangiku, duduk di atas pangkuanku dengan mengangkangkan
kakinya lebar-lebar, sambil tangan kirinya membimbing penisku kembali membelah vaginanya yang basah...

Aaahhhsss......Enak banget wiq, seruku di telinganya saat dia mulai menaik-turunkan pantatnya, memompa sumur spermgw untuk segera muncrat ke atas, ke dalam vagina hangatnya...Dewiq mengerang bergairah saat kubantu menghempaskan pantatnya dalam-dalam, sehingga gw bisa merasakan bahwa seluruh ...kedalaman vaginanya telah kujelajahi, tekstur vaginanya yang rapat
terasa mentok pada satu permukaan yang kuyakini sebagai mulut rahim, terasa licin, padat, keras, menghantam permukaan kepala penisku berkali-kali.

Ahhh, wiqqqq, sini balik badan, instruksiku, yang langsung disambut gerakan cepat Dewiq mencabut penisku, memutar badannya menghadapku, untuk kemudian kembali menaiki pelana pangkuanku. Tanpa dibantu kedua tangannya, Dia menduduki penisku dengan cepat, sehingga langsung melesak ke dalam vaginanya dengan cepat dan penuh sensasi. Gw menaik turunkan pantat kenyalnya berkali-
kali sampai pada satu titik, gw merasa akan orgasme. Kukulum puting dadanya yang menegang merah, kuhisap, dan seiring gw mencapai klimaksku, kucium bibirnya dengan ganas, sambil mengerang dalam belitan lidah Dewiq yang terampil.

Aaaahhkk...wiqq...Ouuuchh...Emmmhh..kk..., pahagw menegang sesaat, pantatku terhunjam dalam, batang kemaluanku hilang tertelan vaginanya yang merekah merah, spermgw muncrat deras ke dalam vaginanya yang disambut lenguhan panjang Dewiq yang ternyata meraih orgasmenya untuk kali yang kedua...Ahhhh, Anga..., Tubuhnya memompa beberapa kali sampai penisku melemah...
Lelehan spermgw dan cairan vaginanya meluber keluar membasahi paha, selangkangan, dan kemaluan kami...Dewiq menciumiku dengan lembut...Kamu hebat banget sih, sayang, senyumnya...Gw hanya menjawab pujiannya dengan senyuman...

Setelah membasuh diri bergantian, saat akan keluar dari pintu, tiba-tiba penisku menegang kembali entah apa sebabnya.wiqq...gw masih..., Dewiq langsung menjamah batang penisku dari luar celana yang telah kukenakan. Tanpa berkata lebih lanjut, secara cepat dia membuka resleting dan mengeluarkan batang penisku, Dasar, kok nggak dari tadi sih, serunya gemas. Gw hanya nyengir. Selanjutnya Ia langsung berjongkok dan melakukan blow job,Kamu ngga'capek?, tanyaku, dia hanya menggelengkan kepala, sambil terus menghisap batang kemaluanku dari pangkal ke ujung dengan rapat dan cepat, tangannya meremas testisku dengan lembut, dan tangan satunya mengocok batang penis sampai lehernya dengan cepat...Ahhh,wiq, gw keluar sekarang... Crrrttt...crrrttt...Mulut Dewiq terasa semakin liat dan hangat dengan tumpahan spermgw dalam mulutnya, dibalurkannya ke seluruh batang kemaluanku untuk kemudian dihisapnya dengan keras sampai lepas, ditelannya cairan semen itu mentah-mentah...

Gw selalu terpesona dengan aksinya menelan cairan kelelakian tanpa ada rasa canggung itu. Selesai mengelap mulutnya, dia mencium bibirku, membuatku merasakan sendiri rasa sisa cairan semenku, memberi sensasi ciuman luar biasa ini! Dan kamipun berciuman hangat di kedua pipi dan kening, sebelum perlahan setengah mengendap-endap, Dewiq terlebih dahulu keluar dari kamar mandi menuju ruang kuliah, dan setelah gw kembali membasuh diri, gw segera menyusulnya ke ruang kelas dan duduk di sebelahnya. Beberapa anak yang telah datang di kelas melihat ke arah kami dan menguraikan senyum sapaan seperti biasa kepada kami berdua, maklum, di kampus kami sudah terkenal berpacarana2 Di sela-sela mata kuliah yang diajarkan siang itu, Dewiq membisikkan sebuah kata di telinggw :

Anga...I love you so muachh you so hot today

membuatku tersenyum dan semangat, walau jujur, siang itu panas sekali tapi gimana ya ngentot dengan pacar dikampus beda banget rasanya! begitu nikmatnya petualangan ngentot cewek di kampus! Mau coba? Gw ga tanggung resiko kalau kalian ketahuan berbuat mesum di kampus lho! Bisa bisa kalian di skor!hahahaha

Akibat Dari Video Ariel Dan Luna

Cerita Dewasa berikut ini adalah kisah sex nyata yang gw alami sendiri akibat dari video dewasa ariel vs luna maya dan cut tari yang sedang marak beredar, berikut cerita sexnya, Pada tanggal 10 juni 2010, Gw mendatangi Hotel C yang terletak di dekat Pancoran Jakarta selatan dimana ada teman masa SMU menginap untuk sebuah keperluan workshop di Jakarta. Teman cewek gw ini, dulu sempat dekat dengan gw pada masa-masa SMU. ternyata gadis idola gw ini hingga sekarang belum menikah, entah belum ada jodoh atau karena sebab lain Gw tak tau. Maya (sebut saja demikian) saat ini bekerja di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang kelautan yang berbasis di Indonesia Timur. Walau sering ke Jakarta, namun baru kali ini kami berjanji untuk bertemu, terima kasih facebook yang telah memungkinkan pertemuan ini terjadi! cerita sex dewasa berawal dari facebook!hihihi

Ok lanjut ke Cerita Dewasanya, Gw duduk di Lobby, memesan teh dan duduk menunggu Maya datang menemuiku. Baru setengah batang rokok kuhisap, Maya datang. Hmmm wajahnya masih menarik seperti dahulu, dengan mengenakan rok selutut yang agak ketat berwarna biru tua, blouse warna putih dan blazer senada rok, Maya tampak sebagaimana seharusnya seorang wanita karir berpakaian.

Hai Don ... apa kabar ?
(Maya memanggilku Donny, nama akrabku di masa SMU karena memang kulitku lebih hitam daripada teman-teman lain)

Hai Maya... baik, sibuk terus ya ?

iya nih, ini juga baru kelar workshopnya, nih masih bawa materi... sahutnya sambil menunjukkan map plastik berisi dokumen.

Kamipun bersalaman dan cipika cipiki formalitas. Berbagai cerita pun mengalir lancar, hingga tak terasa sudah mendekati jam 20 malam. Maya pamit untuk mandi di kamarnya, dan setelah itu kami akan makan malam di luar.

Selesai mandi, Maya berganti kostum, kali ini celana jeans belel. sepatu ket putih dan kaos berwarna putih. Dalam perjalanan menuju Rumah Makan Sunda yang memang tidak begitu jauh, kami lebih banyak diam. Berbagai kenangan masa lalu lebih ramai bermunculan di benakku, mungkin juga Maya .

Makanan telah dipesan, Gw pun leluasa memandang Maya . Masih cantik...

Don .. ngapain aja kamu sekarang ?

Ya.. gini-gini aja, jualan keliling Indonesia sahutku

enak dong.. kalo ke Bali mampir ya ke rumah.. kata Mayaa

ah.. nanti pacarmu sewot !

hahah .. mosok sama pacarku aja kok tGwt... iya kalo ada.. kalo gak ada ? wong Gw aja gak tGwt sama istrimu kok

hlo emang kamu gak punya pacar ?

sekarang sih gak ada... kemaren sempat ada, tapi ya gitu... setiap cowok yang dekat denganku selalu melarikan diri ketika Gw ajak serius, sama kaya kamu dulu !

eh Maya.. emang dulu kamu mau sama Gw ? bukannya surat-suratku gak pernah kamu balas ? ada kali 5 surat yang kukirim lewat pos ditujukan kepadamu ... Maya Aulia, SMU ********, jalan *********** surat-surat itu intinya sih nembak kamu lah.. kalo bahasa anak sekarang

hlo, Gw gak pernah terima surat-surat itu Don ! gak satupun !

waduuuh... terus siapa yang baca ya ? makanya setelah kamu gak balas surat-suratku dan kamu bersikap seolah gak ada apa-apa sama Gw, ya Gw pikir kamu hanya mau berteman... makanya Gw heran, kenapa kamu komplain setiap malam minggu Gw gak main ke rumahmu... toh kita gak pacaran ..!

hmmm iya.. waktu itu Gw berharap, kamu ngajak Gw pacaran Don.. tapi gak pernah terucap sekalimatpun dari dirimu .. yang ada setelah lulus kamu malah pacaran sama siapa itu ..? teman kampusmu yang suka kau kenal-kenalin kemana-mana itu! Ketika hatiku berharap, ketika diriku siap ... kau melarikan diri !

hmmm nanti dulu, Gw jadi ingat sama Bu Budi, guru BP dia pernah menegorku untuk belajar dulu jangan main surat-suratan ... tapi waktu itu Gw gak perhatikan... ingat Gw sekarang namanya kan Maya Sirait ! dipanggil Bu Budi karena kawin sama Pak Budi matematika ..jangan-jangan surat itu dia yang terima ! Mampus Gw !

ha ha ha ha ha ..... salah sendiri.. pake surat-suratan kaya jaman kuno ! ngomong langsung kenapa !

habis, Gw malu kan Maya... iya kalo kamu mau.. kalo nolak kan gak begitu malu kalo pake surat..

ya sudah... sudah jadi sejarah... he he he gimana keluargamu sekarang Don ?

Pembicaraanmu bergeser ke topik lain yang gak begitu penting, setelah makan, kami kembali ke hotelnya, kali ini agak jauh memutar di putaran Kuningan. Ketika radio mobil membahas soal video mesumnya yang diduga dilGwkan oleh Ariel, Luna dan Cut, Maya bertanya,

emang itu beneran Don ? Ariel beneran ?

gak tau ah.. belum liat jelas juga sih... belum sempat liatnya

emang kamu punya ?

Ada tuh di laptop, yang katanya sama Cut Tari juga ada

Liat doong !

Ya ntar aja di Hotel, baterainya habis laptopku...

Masuk kamarnya, pintu kamar sengaja dibiarkan dibuka, dia belum nyaman lah berduaan dengan yang bukan muhrimnya. Kuberitahukan dimana file-file yang dia ingin lihat itu berada dan Gw mohon ijin menggunakan kamar mandinya untuk mandi.

Beberapa saat kemudian, Gw keluar dari kamar mandinya, bertelanjang dada, karena kaosku terjatuh tersiram shower. Tampak Maya sedang memiringkan kepalanya sambil menonton video yang tampaknya salah orientasi itu. Gw mendekat,

gambarnya bagus juga...

ooh itu beneran Cut Tari ya ?

iya kali.. Cut Tari yang mana juga gw gak apal

Liat deh.. matanya ... bibirnya... tuh tuh

Gw mendekat, berdiri membungkuk dibelakang Maya ikut memperhatikan video yang sedang diputar. Ufff... luar biasa ! video itu benar-benar membuat Maya terpGw tak berkedip memperhatikan, sementara Gw di belakang mulai tegang dan pening.

Gw melangkah ke pintu, kututup pintu, gak enak ntar ada yang tau . Padahal karena memang Gw punya maksud lain.

keluarain luar aja.. ntar hamil...he he he Maya berkomentar ketika ada dialog di dalam video Mau Keluarin dimana ? terdengar.

Durasi video habis, Maya beranjak berdiri, menghela nafas dan memandangku ih.. kenapa liatnya begitu

Gak pa pa .. Gw kangen kamu Maya... baru kusadari betapa Gw bodoh saat itu, gak bilang langsung sama kamu

sudahlah..gpp kok.. sudah jadi sejarah.. toh kamu sekarang sudah menikah.. punya anak...

Mayaa gak sempat menyelesaikan kalimatnya, ketika tiba-tiba kucium bibirnya dan kukulum perlahan. Maya sedikit tercekat, ada penolakan .. ada hasrat... ada tantangan .. ada petualangan bercampur dalam respon Maya terhadap ciumanku.
...Tiba-tiba, Maya mendorongku dan sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiriku. Gw tak surut selangkahpun, kurengkuh dia dalam pelukan, kuciumi rambut kepalanya dan keningnya kemudiah ku peluk lagi erat. Maya mulai terisak...

kamu jahat Don... Gw mau kau apakan saja.... asal jangan pernah kau meninggalkanku !

iya beibz... andai Gw mengetahui waktu itu...

Kali ini, Gw terbawa oleh perasaan, air matGw mengalir dan Gw sedikit terisak. Maya mengusap airmatGw, kemudian mencium bibirku

Gw sayang dan kangen kamu... bisiknya

Ciuman bibir berdasar naluri dan penuh perasaan itu, terjadi sekian lama, rasanya memang beda ketika kau berciuman dengan seseorang yang benar-benar kau tau bahwa dia menyayangi dan membutuhkanmu, kau seakan tidak menginjak tanah.

Kali ini, hasrat dasar manusia mendorongku untuk melangkah ke tahap yang lebih jauh. Kulucuti pakaiannya, kubaringkan di tempat tidur dan kujelajahi seluruh lekuk tubuhnya dengan bibir dan lidahku. Payudaranya yang membulat dengan puting kecil coklat muda yang agak tenggelam itu kuhisap-hisap, kujilat-jilat dan kugigit-gigit hingga sekarang tampang sedikit menonjol. Vaginanya yang hangat dan basah itu, juga kujelajahi dengan lidah dan bibirku. Maya menggigit bibirnya sendiri, mencengkeram bahuku dan mengetatkan jepitan

Kembali ciuman bibir kulGwkan, dengan bisikan-bisikan mantra ajaib asal bunyi di teDonanya. Maya meresponse lebih dahsyat kali ini, matanya terpejam penuh penghayatan. Penetrasi kulGwkan perlahan, desakan pada vaginanya yang terasa sempit membutuhkan sedikit energi tambahan. Ketika terasa posisinya sudah nyaman, kudorongkan sekuat tenaga pinggulku untuk menyatukan Donga dan Yoni kami. Maya berseru lirih...aaaaaaacccch...

MOT standar berlangsung sekitar 3 menit, kemudian Maya diatas, namun tampaknya dia belum begitu ahli, goyanganya belum memiliki irama yang indah. Maya cenderung bergerak patah-patah dan menekan kuat pinggulku, tampaknya dia gemes. 2 menit WOT yang tidak terlalau lancar, wajah Maya sudah memerah dan matanya semakin sayu.

Mayaa kutidurkan tengkurap, pinggulnya kuangkat hingga agak nungging, kuganjal bantal dan kemudian kulakan penetrasi lagi. Vaginanya sudah sangat licin, goyangan dengan rpm tinggi kulGwkan beberapa saat, ketika terasa dinding pertahananku sudah mulai melemah pertanda akan tumpahnya jutaan calon jenderal ke dalam vaginanya, kurobah posisi, kali ini miring, kaki kanan Maya lurus, kaki kirinya menekuk ke depan, badannya miring dan Gw bisa leluasa memandang payudaranya yang bergoyang-goyang ketika kusodokkan penisku.

jangan pernah tinggalkan Gw ya beib... aaah uuuh... oohh

iya... tak akan pernah Gw meninggalkanmu lagi...uuph oooh

temani Gw terus.... walau kamu berkeluarga Gw tak peduli ... kamu atur gimana caranya... aah aah... aauuw ssshhh

iya beib.. Gw ngerti.. uuuh.. ahhhh mau keluar nih...

mau keluarin dimana ? bisik Maya sambil terengah-engah. Sesaat seakan Gw pernah mendengar kalimat itu dan juga posisi ini.. de javu .. tapi entahlah.

Gw jawab dengan tindakan, kusemprotkan seluruh sperma yang tersedia saat itu ke dalam rahim Maya . Maya kemudian menjerit tertahan ooooooggghhh

Kupeluk Maya erat, kuciumi dia kemudian kami tertidur. Ketika Gw terbangun, beberapa saat kemudian tampak lelehan sperma putih bercampur darah merah tua mengalir dari selangkangan Maya . Maya masih tertidur...

Gw ambil HP, mengirimkan sms RI 1 say.. Gw nungguin ngedit on line ya .. di studio **** kayaknya sampai pagi
setelah ada jawaban ok..Gw tidur.. ngantuk nich...mmuuuach Gw pun kembali tidur memeluk Maya .

Jam 5 subuh, Maya membangunkanku .. Gw bisa hamil nih Don ...

hmmm iya... gumamku mengantuk

jebol juga perawanku nih ..

hmmm iya... gumamku lagi

Don ! bangun ! harus bagaimana ini !! Dasar kebooo tidur melulu !

Gw terbangun seketika, otakku berputar dan berbagai Rencana Dewasa telah tersedia disana. Cari Postinor 2 di apotik buat Maya , agar gak hamil, menemaninya lagi malam berikutnya ... dan mengantarnya ke Bandara Jumat ini...

Chika Sigadis Perawan

Nama gw Wira , gw kuliah di salah satu university negri di Jakarta... gw punya temen kuliah di bagian Design di jakarta juga... namanya Chika ( bukan chika yang dari bandung lo ), umurnya 21 tahun, ukuran bra nya 33 B, perawakan tinggi 173cm, beratnya gw kurang tau pokoknya langsing, padat dan aduh hai montoknya! Cerita ini berawal sewaktu gw maen ke apartementnya... kebetulan chika anak orang kaya, ortunya punya apartment di malaysia... minggu pertama kita sering kali bertemu di mall, ato bioskop... kadang hanya sedikit nyerempet ngebahas ttg masalah cowoknya nah, suatu hari kita nonton midnight nich... ( santai bos, blum ada adengan dewasa 17tahun )... nonton nya ga seberapa seru, soalnya nonton 007 Quantum of Solace, awal nonton duduk masih biasa, tapi dah 1 jam lebih mulai dech duduknya menempel! kebetulan dudukan tangan pada kursi bisa diangkat, jadi mayan deh... kekekek... ga lama kemudian, chika minta di peluk, karena dingin nya AC di bioskop itu! yah gw pikir, kesempatan deh dalam kesempitan... tapi masih polos, gw pikir, yah namanya orang kedinginan butuh kehangatan... gw peluk deh... gw usap-usap tangannya ampe yang ada malah ade gw minta... celana dah sempit, kebetulan siska cuma pake hot pants, t-shirt ketat warna putih dan agak transparan!hihihi..jadi ngaceng lagi nyeritain kisah seks ini!

setelah ampir 30 menit usap sana - sini, mulai deh, gw bilang: Chika, duduknya nyandar ke badan gw ajah, biar lebih angetsiska tanpa pikir panjang ato nolak, langsung duduk nyandar ke badan gw... rasanya nikmat bro... pas nonton, tiba-tiba Chika bunyi... uch....!!! gw tanya ada apa...? chika bilang: kok ada yang ngeganjel yah di pinggang belakang sayang, gw cuma minta maap, n bilang kalo paha gw gatel, jadi ga sengaja kecolok!hihihihihi... ( padahal Mr P gw udah ga tahan nich ) kejadian di bioskop cuma rangkul, peluk dan usap belaka kok... tapi karena hal itu, chika jadi beda ma gw... dari bioskop kita pulang jam 1.25 subuh... jalan ke rumahnya, kira-kira 25menitan!di deket rumahnya ( apartment ), ada hotel mesum aka hotel Short time, gw isenk nanya ma chika... gw boleh ga ikut tidur di rumah loe ka? klo ga gw belok sini deh, chika cuma bilang : cuma nginep yah wir, ga ngapain kan....?, ane cuma jawab: oke deh, nginep doank,ga ngapai ngapain kok saying!. Horaiiii… akhirnya ada tanda2 bagus nich, bisa nginep!hehehehe…. Apartementnya lantai 22, ada 1 ruang tidur, 1 dapur, 2 kamar mandi, dan 1 ruang tamu! pas sampai di sana, chika bilang: wir, gw bikin tugas akhir dulu yah, klo mo bobok, bobok ajah dulu... gw cuma bilang: okey sayang, tapi pengen di cium bobo dulu donk cinta... ( pura-pura manja!kekeke… )... trus si chika bilang apaan sich, kayak anak kecil ajah, nanti kalau dah bobok, di cium di mimpi, katanya!hi mod : pasrah. ya udah gw tidur-tiduran di sofa, sebelah chika... chika ngerjain tugasnya  sampe jam 2.30 subuh... pas chika, mo matiin lampu, ehhh gw terbangun n pas lampu mati, gw langsung dia peluk dari belakang, dan gw cium bibirnya yg begitu mengoda.... chika ga bicara ato nolak sama sekali perlakuan gw, awalnya chika cuma diem dan kaget... tapi lama-lama permainan lidah pun terjadi!hihihi.... sesekali, chika mendesah... uhhhh... soalnya tangan gw juga pengen ikut ambil bagian di perut dan dadanya!pergulatan lidah terjadi sekitar 10menitan, dan chika bilang udah yah sayang... gw cuma bilang, tar lagi cinta... udah ga tahan nich... trus gw buka bajunya sedikit, dan chika buka semuanya!asoiiiiiii…..akhirnya lampu hijau sudah terbuka! dan gw makin puas maenin toketnya yang montok dan aduhai... niples nya aduhai, sambil dibuka, ane plintir-plintir, ane usap-usap, ane cium-cium ampe ane kulum-kulum tuch putingnya yg bewarna pink! tiap gw maenin putingnya, chika suka, uhhhh.... ahhhh.... ahhhhh.... lagi yang cepet.... ga sadar, kami pun dah di sofa tempat ane tiduran... posisi kami, dah kayak orang pacaran... chika tanpa busana, hanya g-string  warna hitam! permainan lidah yang berulang dan permainan puting yang berkali-kali membuat gw ga tahan, dan meraba-raba bagian paha chika!chika cuma bilang: harus sopan yah...!!? , gw cuma senyum dan masuk deh tangan gw ke dalam g-string nya yang wow bikin kontol gw ngaceng ... gw usap2 dan raba dan sedikit tekan lubang memeknya... sesekali chika merintih, ohhhhhh...... mendengar itu smua, ngebuat gw makin semangat...

Akhirnya ane buka seluruh CD g-string nya dan gw jilatin tu memek ampe si chika merintih, wirr ga tahan...... ooohhhhh.... oooh........ gw juga ga tahan, akhirnya gw buka celana panjang dan boker gw, dan chika jilatin deh kontol gw juga, dah kayak posisi 69 deh maknyus banget.... akhirnya kontol udah kepingin langsung masuk tu ke memeknya si chika bugil!trus gw arahin ke mulutnya... pas kontol gw ada di mulutnya ganti posisi, ane tiduran dan chika merangkak, mengulum kemaluan gw... akhirnya sekitar 8 menit di kulum, ane muncrat deh di mulutnya... chika cuma bilang: kok asin sich, tapi enak... mau lagi donk sayang ane cuma bilang dalam hati, wah gawat, musti cepet recovery nich... ambil gw recovery, gw n chika istirahat bentar, ambil minum dan usap-usap doank tu kulit mulusnya... trus chika cerita, dulu tiap kali jadian, mantan-mantannya selalu minta ML alias ngentot ma dia, tapi chika tolak dan putusin, tapi skarang chika malah lakuin sama gw! nah, gw cuma bilang, hihihi… chika cuma ketawa dan senyum... akhirnya.....chika buka tuh pahanya.... arahin kontol gw ke lubang merah muda memeknya... trus gw  bilang: masih perawan kan sayang? , chika jawab masih, jadi jangan crot di dalem yah sayang, di mulut lagi ajah, takut hamil... tuturnya dengan kepolosannya, dan kebetulan gw ga suka ngentot pake kondom... jadi gw masukin pelan-pelan tuch senjata andalan gw...

sedikit demi sedikit rintihan dari mulut imoet chika keluar, dan mulai mengeras... matanya terbelalak dan giginya menggigit bibir bagian bawahnya, ane tanya: sakit ya sayang? klo sakit bilang yah!, chika cuma senyum..... akhirnya setelah ampir 4 menit ane pelan-pelan ane dah masuk 1/5 dan coblos deh dinding nya... pas chika di coblos, ada sedikit rintihan dan teriakan... uhhhhhhh sakiiiiit..... opsttttttttt..... ahhhhhhhhhhh......... pas dah di dalam, ane diem sejenak, terasa tiap dinding memompa kontol gw... rasanya enak dan nikmat bener bener maknyus ni ngentot si chika perawan, akhirnya ane posisi tiduran dan chika duduk di atas ane... dan mulai deh... one, two, three.... mainkan.... chika main kuda-kudaan  di atas gw, dan mulai dari bunyi-bunyi aneh.... aaaaaaaahhhhh..... ooooohhhhh..... aaaaahhhhhh..... dan ga lama kemudian, basah deh.... ternyata chika masturbasi duluan.... trus gw telentangin tu si chika, dan ane genjot terus sampe toketnya ngenceng dan nafasnya engos engosan... gw cium dan akhirnya ane ...semprotkan tu sperma gw di dalem memeknya!
chika, cuma nangis dan senyum, soalnya baru pertama kali ML dan keperawanan nya gw embat!chika dan ane tertidur ampe jam 9 pagi! dan pagi-pagi ane mandiin tu si chika... mandi berdua juga... trus ane buka in situs www.ceritaindonesia.info.. gw bilang sama chika, ada cerita horor, seru mau baca ga...? (kebetulan chika seneng film horor ), chika bilang mau donk sayang ( padahal ane bukain ttg cerita ngentot dewasa 17 tahun! Trus gw  bilang, baca dulu ya  ntar kasi comment!

Trus pas chika baca, matanya bingung dan pas ane lagi sarapan, chika kok kayak merem - melek sendiri!hihihihi….. trus sesekali bunyi ahhh... ternyata oh ternyata, chika terangsang, tangan nya masuk ke dalam CD dan usap2 sendiri tu mekinya setelah sarapan ane tanya ma chika, mau ngentot lagi saying? chika cuma senyum dan bilang, coba lagi yah kayak di cerita dewasa 17 tahun... kayaknya asik... dan akhirnya chika mulai terangsang deh... dan ane maenin tiap game dengan memberi bacaan seru dari ceritaindonesia.info! cerita sex ini sampai sekarang masih terus terjadi setiap hari! Chika ohh chika sunguh indahnya dunia ini setelah ngentot denganmu dan untuk pertama kalinya ngedapatin gadis perawan!

Pengalamanku Dengan Suami Orang

Pengalamanku Dengan Suami Orang
Aku baru saja selesai mandi saat HP-ku berdering. Dari nada deringnya dapat kuketahui kalau dering itu dari nomor telepon salah seorang klienku. Dengan dalam keadaan masih telanjang bulat aku bergegas keluar dari kamar mandi, yang langsung tembus ke kamarku, kamar mandiku memang terletak di dalam kamar.

Sambil mengeringkan badanku dengan handuk, aku menerima telepon dari rumah Pak Budi, seorang klienku.

"Hallo..! Selamat sore", sapaku setelah menekan tombol.
"Hallo..! Sore Dok..!" balas suara anak kecil di seberang sana. Aku segera bisa mengenali suara di seberang sana, ini adalah suara Andi putra semata wayang Pak Budi.
"Hai..! Andi ya? Ada apa Ndi?" tanyaku.
"Dok! Carla baru saja melahirkan, cepet dong ke rumah", pinta Andi kekanak-kanakan. Andi memang baru berusia 6 tahun, dan Carla yang dimaksud adalah nama anjingnya yang berjenis mini pincher, bentuknya seperti anjing doberman namun kecil sekali oleh karena itu disebut mini pincher.
"Lahir berapa anaknya Ndi?" tanyaku lagi.
"Ndak tau Dok! Papa yang tungguin sekarang, dokter ke sini dong!" cerocos Andi lagi.
"Baiklah aku langsung ke sana sekarang, tunggu aja ya" sahutku.
"Terima kasih Dok! Daah..!" sambung Andi sambil menutup telepon tanpa menunggu jawaban dariku lagi.

Selesai berbicara dengan Andi melalui telepon, aku pun segera mengenakan pakaian. Aku memakai hem longgar kotak-kotak warna merah maroon yang serasi warnanya dengan rok miniku yang juga berwarna merah maroon. Selesai berpakaian aku bergegas menuju ke rumah Pak Budi di kawasan elite Margorejo Indah.

Sesampai di rumah Pak Budi ternyata Andi sudah menungguku di halaman rumahnya bersama seorang baby sitter. Satpam langsung membuka pintu pagar mempersilakanku untuk langsung masuk. Rumah Pak budi memang cukup besar seperti rumah-rumah lainnya di sekitar perumahan Margorejo Indah, halamannya juga luas. Kuparkir mobilku di depan garasi di samping mobil mewah milik Pak Budi, kontras sekali dengan mobilku yang butut keluaran tahun 90-an.

Begitu turun dari mobil, Andi langsung menggandeng tanganku mengajakku masuk. Kami masuk lewat garasi yang langsung tembus ke dapur yang letaknya bersebelahan dengan ruang makan. Di samping ruang makan ada pintu menuju halaman belakang. Di salah satu pojok dekat kamar pembantu, di situlah rupanya tempat yang telah disediakan untuk Carla melakukan proses kelahiran. Pak Budi tampak sedang berjongkok di dekat box tempat Carla melahirkan.

"Sore Pak Budi" sapaku.
"Ee.. Lia..! Sore.., aduh maaf sudah bikin repot", sambut Pak Budi ramah.
"Ini si Andi yang bingung terus sejak tadi" tambah Pak Budi.
"Sudah lahir berapa ekor Pak?" tanyaku pada Pak Budi.
"Sudah dua ekor dan keduanya betina, sepertinya masih ada lagi di dalam" jelas Pak Budi padaku.
"Ayo gantian, sekarang ahlinya sudah datang dan aku akan mandi dulu" Imbuh Pak Budi sambil mempersilakanku menempati posisinya.

Aku mendekat ke box tempat Carla melahirkan bayi-bayinya yang mungil, sementara itu Pak Budi naik ke lantai dua rumahnya, mungkin bersiap-siap untuk mandi. Aku ditemani Andi tetap menunggui Carla yang tampaknya sudah mulai gelisah lagi, pertanda anaknya yang ketiga akan lahir.

Saking asyiknya aku menunggui bayi ketiga Carla lahir, rupanya aku tidak sadar bahwa posisiku sedang berjongkok saat itu hingga otomatis pahaku bagian belakang terbuka lebar karena rok miniku bawahannya memang sangat lebar. Memang rok seperti ini biasanya dipakai oleh para cheerleader hingga dengan sendirinya kalau dilihat dari depan arahku berjongkok, semua isi dalam rok miniku dapat terlihat dengan jelas oleh Andi yang duduk di lantai tepat di hadapanku.

Rupa-rupanya si kecil ini sejak tadi telah tertegun memandang isi rok miniku. Aku memang memakai CD, namun CD-ku sangat mini, terbuat dari renda yang ukurannya hanya selebar jari melingkar di pinggangku, selebihnya juga berupa renda yang ukurannya sama tersambung dari belakang pinggangku, turun ke bawah melalui lipatan pantat melingkari selangkanganku. Hanya bagian depannya saja ada penutup yang ukurannya tak lebih dari seukuran dua jari berbentuk hati menutupi bagian depan liang vaginaku, sehingga CD warna merah yang kukenakan ini tidak mampu menutupi bulu kemaluanku yang menyeruak keluar dari celah-celah lipatannya. Rupanya bulu-bulu kemaluanku inilah yang menarik perhatian Andi.

"Dok! Itu kok ada rambutnya?" tanya Andi keheranan sambil menuding ke arah pangkal pahaku.

Aku cukup terkejut dan langsung mengubah posisiku. Kini aku berlutut di depan box. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan Andi, untung saja bersamaan dengan itu dari arah belakang saat kutengok ternyata Pak Budi datang menghampiri kami. Pak Budi rupanya sudah selesai mandi. Saat ini dia memakai celana pendek longgar dan T Shirt. Namun tiba-tiba Andi berkata pada ayahnya..

"Pa! Bu dokter sininya ada rambutnya" lapor Andi pada Pak Budi sambil menunjuk ke arah selangkangannya sendiri. Mukaku langsung memerah karena jengah, untung saja Pak Andi cukup bijak dan langsung menegur Andi.
"Hush, tidak boleh ngomong begitu". Andi rupanya masih belum mengerti mengapa papanya melarangnya bertanya. Tak lama kemudian Bu Lusi istri Pak Budi muncul dan menyapaku..
"Hey Nat! Sudah lama?" sapa Bu Lusi, Bu Lusi memang biasa menyapaku "Nat", kalau Pak Budi lebih suka menyapaku "Lia", tidak masalah bagiku.
"Ooh..! Selamat sore Bu!" sahutku pada sapaan Bu Lusi.
"Eeh..! Nat! Kamu di sini dulu ya, nanti makan di sini sekalian saja, kita makan malam sama-sama, aku sekarang mau ngantar Andi ke ulang tahun temannya sebentar, kita tidak akan lama kok, paling cuma kasih kado sebentar terus langsung pulang" demikian jelas Bu Lusi padaku, rupanya Bu Lusi akan pergi mengantar Andi yang memang sejak tadi tampak sudah selesai mandi.

Akhirnya Bu Lusi pergi mengajak Andi yang didampingi baby sitternya. Tinggallah aku di rumah besar itu bersama Pak Budi dan beberapa pembantunya, namun saat ini pembantu Pak Andi sedang sibuk di halaman rumah depan, ada yang menyapu halaman, ada yang menyiram taman dan yang satu lagi sedang membersihkan ruang tamu. Ini kuketahui saat aku datang tadi.

Kini tinggallah aku berdua dengan Pak Budi di teras halaman belakang yang cukup luas, untung Pak Budi tidak lama berdiri di dekatku. Pak Budi duduk di sofa teras belakang, yang letaknya di belakangku, jadi aku kusadari bagian belakang rok miniku sedikit terangkat.

Karena rok yang kukenakan mini sekali maka begitu terangkat sedikit bentuk pantatku dapat terlihat dengan jelas oleh Pak Budi yang duduknya memang agak jauh dariku, namun posisi ini justru lebih menguntungkan baginya. Dengan jelas sekali Pak Budi memperhatikan lekuk belahan pantat dan pahaku bagian atas yang mulus itu. Pemandangan ini rupanya cukup membuat Pak Budi horny hingga dia sudah tidak tahan lagi, kemudian berdiri dan berjalan mendekatiku.

"Lia..! Tadi yang dimaksud Andi rambut apa toh?" Tanya Pak Budi pura-pura ingin tahu. Aku sedikit terkejut dengan pertanyaannya.
"Aaah..! Pak Budi ini kok ikutan tanya yang bukan-bukan?" sahutku tersipu malu.

Pak Budi ikut berjongkok di sampingku, tidak lama kemudian kedua tangannya meraih lenganku dan mengangkatku berdiri, kami pun berdiri berhadap-hadapan. Seketika itu juga Pak Budi langsung menciumku. Aku berusaha mengelak, namun Pak Budi lebih agresif memeluk sambil melumat bibirku.

Usia Pak Budi sekitar 35 tahun, wajahnya lumayan ganteng, badannya tegap dan gagah. Lumatannya membuatku horny, terlebih saat tangannya mulai menyusup ke dalam rok miniku, tangannya mengelus bagian depan pahaku hingga membuatku terangsang dan sedikit tak berdaya.

Akhirnya aku pun mulai berani membalas lumatan bibirnya. Kami berpagutan sambil berdiri, sementara tangan Pak Budi menyusup semakin ke atas pahaku, kurasakan jari-jari tangannya mulai menyentuh ujung CD-ku. Aku merasakan sebuah rangsangan yang cukup dahsyat, terlebih saat jari-jari tangan Pak Budi mulai menjelajah di selangkanganku. Vaginaku diremas-remas dari luar CD-ku, bibirnya tetap tidak berhenti melumat bibirku, lidahnya dijulurkan ke dalam mulutku, aku pun membalas dengan menghisapnya, demikian pula sebaliknya, kujulurkan lidahku ke dalam mulut Pak Budi dan Pak Budi langsung melumat dan menghisap lidahku.

Merasa tempat kami saat ini kurang aman dan bisa tiba-tiba kepergok oleh pembantunya, maka Pak Budi membisiki telingaku sambil mengajakku masuk ke dalam. Pak Budi rupanya juga tahu kalau posisiku saat ini sudah tidak mungkin lagi menolak, karena aku sudah benar-benar terangsang olehnya hingga ujung CD-ku juga sudah lembab oleh elusan jari-jarinya. Maka aku pun mengikuti Pak Budi dari belakang saat ia masuk menuju ruang keluarga dan kami menyelinap ke sebuah kamar tidur yang biasa mereka pakai kalau ada tamu atau kerabat yang datang menginap.

Setelah menutup dan mengunci pintu dari dalam, Pak Budi langsung menciumku kembali sambil merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Kakiku masih terjuntai ke bawah sehingga posisiku yang telentang begini membuat bagian depan rok miniku terangkat sampai pangkal paha.

Tangan Pak Budi langsung mengelus selangkanganku yang tersembul keluar, jari tangannya segera disusupkan ke dalam CD-ku melalui ujung lipatannya. Ujung jari Pak Budi langsung dapat menyentuh bibir vaginaku dengan mudahnya. Dielus dan digesek-gesekkannya bibir vaginaku dengan jarinya, sementara jari telunjuknya mengorek-ngorek klitorisku.

Tangan kirinya mulai membuka kancing hem-ku satu persatu hingga buah dadaku langsung terpampang dengan jelas karena aku tidak memakai BH. Seperti kisahku terdahulu, aku memang sejak kecil tidak suka dan tidak terbiasa mengenakan BH hingga hingga kini usiaku sudah 28 tahun, aku tetap tidak pernah memakai BH, jadi tak heranlah kalau aku juga tidak tahu berapa besar ukuran payudaraku.

Yang jelas payudaraku tidak terlalu besar bentuknya, namun sangat indah dan berwarna sedikit merah muda agak kecoklatan di puting dan sekitarnya. Kini payudaraku pun sudah mulai mengeras, dan giliran mulut Pak Budi turun mengulum kedua payudaraku secara bergantian. Dihisapnya puting susuku sambil memainkan ujung lidahnya di ujung puting susuku.

Tangan kanan Pak Budi mencari dan melepas pengait rok miniku dan kubiarkan saja bahkan kuangkat sedikit pinggangku agar dia lebih mudah melepas pengait rok-ku, kemudian ditarik dan dilemparkannya begitu saja ke lantai. Langsung saja sisa penutup alat vitalku ditariknya ke bawah, kakiku pun membantu melepas CD yang kukenakan.

Serta merta Pak budi langsung saja membenamkan wajahnya di selangkanganku sambil tangannya membuka kedua pahaku lebar-lebar. Posisinya sekarang berjongkok di tepian tempat tidur dan wajahnya berada tepat di pangkal pahaku, bibirnya mengulum bibir kemaluanku dengan lembut, lidahnya dijulurkannya di antara lipatan bibir vaginaku.

"Ayo masukin dong Pak!" pintaku pada Pak Budi.

Mungkin karena Pak Budi juga tak ingin ketahuan istrinya yang mungkin saja tiba-tiba pulang, maka ia pun begegas melepas celananya. Batang kemaluannya yang tidak terlalu besar, ukurannya biasa saja, langsung ditancapkannya ke dalam liang vaginaku.

Kami bermain tidak terlalu lama karena takut istrinya tiba-tiba muncul, namun kami merasakan orgasme secara bersama-sama saat itu. Sungguh sangat berkesan sekali kejadian itu. Enak juga ML sambil curi-curi karena takut ketahuan.

- Copyright © Cerita Dewasa - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -